SEMARAPURA, BALIPOST.com – Nelayan di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, gigit jari. Menyusul, tangkapan ikannya merosot. Pemicunya bukan karena musim paceklik, namun serangan hiu yang menyebabkan jaringnya robek.
Salah seorang nelayan, Nengah Broken menuturkan kondisi tersebut sudah berlangsung sejak tiga bulan terakhir. Sekali melaut, jaring yang dirobek ikan ganas itu mencapai tiga set yang harganya Rp 3,5 juta. “Sekali melaut kadang bawa 27 set. Hiu banyak di selatan Pantai Nusa Lembongan,” terangnya, Minggu (14/1).
Parahnya lagi, hiu juga memangsa ikan tongkol dan menyebabkan banyak lepas. Alhasil, ia bersama nelayan lain gagal menikmati rejeki. “Karena seperti itu, bisa rugi Rp 2 sampai 3 juta,” ungkapnya.
Fenomena itu sangat sulit ditangani. Nelayan tak bisa menangkap hiu lantaran dilindungi. “Peraturan keras, hiu tidak boleh ditangkap, tapi ikan tongkol dimakan,” ucap nelayan tiga anak ini.
Nelayan lain, I Komang Lego juga tak menampik hal itu. Selain hiu, serangan juga datang dari ikan lumba-lumba. Hanya tak sampai merusak jaring dan memangsa ikan didalamnya. Namun demikian, ini juga mempengaruhi keberadaan ikan ditengah laut. Supaya tak merugi, sebagian besar nelayan memilih untuk tidak melaut. “Nanti kalau situasi sudah membaik, baru melaut,” katanya.
Keluhan tersebut, katanya sudah sempat disampaikan ke Pemkab. Hanya belum mendapat tanggapan. “Semoga ini bisa direspon. Terutama untuk penanganan hiu,” tandasnya. (sosiawan/balipost)