Beberapa pengunjung berdiri di atas jembatan Tukad Bangkung menikmati panorama lembah di Plaga, Badung. (BP/dok)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Rencana pembangunan kereta gantung yang menghubungkan Tukad Bangkung dan Air Terjun Nunung mulai dibahas. Proyek pengembangan pariwisata di Badung Utara ini mulai memasuki proses studi kelayakan (feasible study).

Kepala Dinas Pariwisata, I Made Badra, mengatakan studi kelayakan akan dilakukan tahun ini. Program ini sebagai upaya pemerataan pertumbuhan pariwisata di Badung Utara. “Kami berharap kereta yang meluncur dari Jembatan Tukad Bangkung ke Air terjun Nunung serta sebaliknya menjadi ikon bagi pariwisata di Utara,” ujar Made Badra, Minggu (14/1).

Menurutnya, dengan dukungan agrowisata yang telah berkembang selama ini setempat, progrom kereta gantung dapat menggaet para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. “Di samping agrowisata, akan dibangun pula wahana-wahana pendukung di sepanjang lintasan kereta, sehingga wisatawan bisa turun dan menikmatinya. “Tahun ini akan dilaksanakan FS segera untuk mengetahui layak atau tidak,” ungkapnya.

Baca juga:  Pascadievakuasi, Jasad Pelajar Terseret Arus Dikubur

Dikatakan, studi kelayakan yang diperkirakan menghabiskan anggaran Rp 500 juta ini akan segera dilelang. “Sedang dipersiapkan FS pada anggaran induk 2018. Tim menyusun KAK dan untuk proses lelang di ULP,” ucapnya.

Di tempat terpisah, anggota DPRD Dapil Petang, Nyoman Suka mengaku mendorong program tersebut untuk segera terealisasikan. Sebab, Badung Utara memerlukan ikon pariwisata khusus. “Selama ini sudah ada Jembatan Tukad Bangkung yang cukup dikenal wisatawan. Jadi pengembangan pariwisata ini kami dorong. Apakah bentuknya kereta gantung dan sebagainya untuk ikon,” katanya.

Baca juga:  IDRWC Diikuti 7 Negara

Dengan adanya fasilitas pendukung pariwisata, diharapkan anggota Komisi II DPRD Badung itu pertumbuhan pariwisata dapat dinikmati merata. “Ini sebagai wujud nyata dukungan pemerintah terhadap Badung utara. Selama ini, pengembangan pariwisata lebih pesat di Badung selatan,” pungkasnya.

Di 2018 telah dirancang kegiatan berupa penyusunan perencanaan penataan desa wisata pada Desa Bongkasa, Desa Belok, Desa Munggu dan Desa Baha. Juga telah dirancang kegiatan penataan desa wisata antara lain Desa Wisata Bongkasa Pertiwi, Desa Wisata Sangeh, Desa Wisata Carangsari, Desa Wisata Pangsan, Desa Wisata Petang, Desa Wisata Pelaga serta Desa Mengwi, Penarungan dan Kuwum di Kec. Mengwi.

Baca juga:  Sasar Pemudik, Anggota Brimob Cek Terminal Mengwi

Pada tahun 2018 juga telah dirancang kegiatan penataan daya tarik wisata air panas di Banjar Penikit serta penyusunan perencanaan studi kelayakan atraksi wisata kereta gantung pada agrowisata Desa Pelaga dan pengembangan wisata minat khusus. Total anggaran penyusunan perencanaan dan penataan desa wisata di tahun 2018 sebesar Rp. 20,7 miliar lebih. (Parwata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *