SINGARAJA, BALIPOST.com – Jika biasanya suasana Pantai Penimbangan, Singaraja selalu ramai pengunjung, namun sejak seminggu terakhir pengunjung mulai sepi. Ini terjadi karena cuaca laut yang memburuk sejak satu minggu lalu. Jasa wisata bahari di pantai ini pun tutup dan nelayan mulai “mengungsikan” perahu dan peralatan tangkap mereka agar tidak dihempaskan gelombang pasang.
Pantauan Bali Post di Pantai Penimbangan Senin (15/1), tidak terlihat aktifitas wisata di tepian pantai terutama di sebalah selatan Pura Penimbangan, Singaraja. Dua tempat usaha penyewaan papan kano atau ban yang biasa disewa oleh pengunjung tampak tutup. Belasan jukung milik nelayan yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sari Segara telah diungsikan ke tempat yang lebih aman.
Sementara itu angin kencang memicu ombak semakin besar. Kemarin ketinggian ombak sekitar 1,5 hingga dua meter. Ombak bertambah tinggi ketika pada malam hari, sehingga nelayan was-was untuk tinggal di pinggir pantai seperti pada cuaca normal.
Salah seorang nelayan Made Wisata saat ditemui kemarin menuturkan, sejak cuaca buruk pengungjung mulai turun dibandingkan hari biasanya. Meskipun maish ada beberapa pengunjung, aktifitasnya hanya berkunjung sebenatar saja. Pengunjung inginnya akan berenang, namun karena ombak tinggi, sehingga pengunjung batal berenang dan memilih meninggalkan Pantai Penimbangan. Tak pelak, situasi ini membuat usaha jasa sewa kano atau ban bekas yang dikelolanya terpaksa tutup.
Atas kondisi ini, pria yang akbrap dipanggil Kadekan ini masih bertahan di pantai. Dia bersama istrinya belum memikirkan untuk mengungsi ke tempat yang aman. Ini karena dirinya ingin memberikan informasi kalau ada pengunjung agar memeprhatian situasi laut untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. “Ini baru tadi pagi (Senin 15/1-red) ombak naik dan beberapa hari sebelumnya ombaknya kembali tenang. Mungkin ini karena sudah menelang Tilem dan mendekati hari Imlek, dan ombak kadang besar kadan kembali normal,” katanya.
Senada diungkapkan nelayan lain Kadek Agus. Dia mengatakan, sejak cuaca buruk perahu dan perlengkapannya sudah dipindahkan ke tempat yang lebih aman. Sejak itu, dia dan nelayan lain tidak berani melaut mengantar wisatawan melihat atraksi Dolphin atau snorkeling di beberapa spot penyelamanan Pantai Penimbangan. Sebaliknya, kalau ombak kembali normal dan angin bertiup normal, Agus mengaku nekat untuk menurunkan perahunya untuk melaut seperti biasa. Akan tetapi aktifitasnya tidak sama dengan saat cuaca normal. Ini karena cuaca laut sewaktu-waktu berubah dan kalau tidak dipelajari dengan baik, bisa saja mengancam keselamatan nelayan itu sendiri.
“Sudah semua dipindah dan kalau cuaca kembali normal ya lagi jukung diturunkan. Tapi kalau terlalu sering jukung dipindah apalagi dibongkar pasang perahu mudah rusak dan “buang-buang waktu”. Untuk smenetara ya tak melaut dan menunggu sampai musim cuaca buruk ini berakhir Februari 2018 ini,” tegasnya. (mudiarta/balipost)