BANYUWANGI, BALIPOST.com – Banjir yang melanda kawasan Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (12/1) hingga Sabtu (13/1), menimbulkan kerugian cukup besar. Sedikitnya empat jembatan hancur.
Total kerugian mencapai Rp 2 miliar. Akibat kejadian ini, 77 kepala keluarga (KK), sekitar 100 jiwa masih terisolir. Mereka memanfaatkan jembatan darurat, namun tidak bisa dilalui kendaraan. Selain jembatan, beberapa infrastruktur jalan juga rusak.
Terkait kejadian ini, jembatan permanen baru bisa dilakukan tiga bulan kemudian. “Kita akan gerak cepat membangun jembatan yang rusak. Tak perlu lelang, tapi langsung penunjukan,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat mengunjungi dampak banjir di Desa Sumberagung, Pesanggaran, Senin (15/1).
Menurutnya, kawasan yang terdampak banjir masuk kawasan Perhutani. Namun, banyak dihuni warga. Sehingga, pihaknya tak banyak memiliki wewenang untuk membangun infrastruktur. “Kalau jalan, bukan ranah kami, tapi jembatan kami bisa membangunnya, karena darurat,” jelas Anas.
Warga yang tinggal di lokasi, kata dia, adalah pendatang yang kebanyakan bekerja sebagai pengrajin gula merah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Penataan Ruang Kabupaten Banyuwangi, Mujiono menjelaskan diperlukan waktu sekitar 3 bulan untuk menyelesaikan pembangunan jembatan yang rusak. Karena pengerjaan jembatan beton harus ekstra hati-hati.
Dari empat jembatan yang hancur, dua jembatan yang akan dikerjakan dahulu. Keduanya akan disambungkan untuk akses warga. Sehingga, warga tak lagi terisolir. Sisanya, dua jembatan akan dibangun menyusul. (Budi Wiriyanto/balipost)