BANGLI, BALIPOST.com – Kasus bunuh diri dengan cara gantung diri kembali terjadi di Kintamani. Kali ini dilakukan korban I Made Surat (30) warga Desa Songan A, Kintamani.
Pria yang telah memiliki istri dan anak itu diduga nekat mengakhiri hidupnya lantaran depresi penyakit hepatitis B yang dideritanya tak kunjung sembuh. Kasus bunuh diri tersebut terjadi di rumah korban di Desa Songan A, pada Minggu (14/1) malam.
Sebelum ditemukan tewas gantung diri, korban sekitar pukul 17.00 wita sempat mengeluhkan sakit pada bagian perutnya kepada istrinya Jero Dani. Namun ketika itu keluhan korban tidak terlalu diperhatikan Jero Dani.
Korban ketika itu memilih bercanda dengan anaknya. Disaat yang sama istrinya, Jero Dani ketiduran. Sekitar pukul 21.00 wita, Jero Dani terjaga dari tidurnya dan mendapati kamar tidur dalam keadaan gelap.
Dia pun langsung bangun dan menghidupkan lampu. Betapa terkejutnya, saat lampu dihidupkan, Jero Dani mendapati suaminya sudah dalam kondisi leher tergantung dengan seutas selendang tepat di hadapannya.
Saksi yang kaget spontan berteriak meminta pertolongan anggota keluarganya yang lain. Beberapa anggota keluarga dan tetangganya yang datang karena mendengar teriakan korban langsung ikut membantu menurunkan tubuh korban. Namun malang saat berhasil di turunkan, korban sudah dalam kondisi meninggal dunia.
Pihak kepolisian Polsek Kintamani yang mendapat laporan kejadian itu langsung mendatangi TKP dan melakukan olah TKP. Dari hasil olah TKP dan pemeriksaan pemeriksaan medis, kuat dugaan korban meninggal dunia murni akibat bunuh diri. “Polisi tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban,” kata Kasubag Humas Polres Bangli AKP Sulhadi, Senin (15/1).
Dia mengatakan, dari hasil keterangan saksi-saksi dan pihak keluarga, disimpulkan bahwa korban nekat mengakhiri hidupnya lantaran depresi sakit hepatitis B yang dideritanya tak kunjung sembuh. Sesuai keterangan istri korban, sebelum ditemukan gantung diri, korban sering mengeluh sakit.
Pada Jumat lalu korban juga sempat muntah darah. “Korban sudah beberapa kali berobat namun sakitnya tdak kunjung sembuh. Diduga hal tersebut menyebabkan korban depresi dan nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri,” jelas Sulhadi. (Dayu Swasrina/balipost)