Wanita Rentan Alami Anemia
Ilustrasi. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Anemia merupakan penyakit kelainan darah. Kondisi ini terjadi saat kadar sel darah merah atau hemoglobin darah kurang dari normal. Hemoglobin merupakan komponen penting dalam sel darah yang berfungsi menghantarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), seorang anak dianggap anemia apabila kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dL pada anak usia 6-59 bulan; kurang dari 11.5 g/dL pada anak usia 5-11 tahun; dan kurang dari 12 g/dL pada anak usia 12 tahun ke atas.

Baca juga:  Beraktivitas di Luar Rumah Tak Bermasker, Puluhan Warga Terjaring Operasi Prokes

Dikutip dari klikdokter.com, pada anak penyakit ini sering disebabkan oleh kekurangan zat besi. Selain itu, di negara berkembang seperti Indonesia, anemia pada anak juga kerap disebabkan oleh penyakit seperti malaria, infeksi cacing, tuberkulosis, dan infeksi HIV.

Gejala anemia pada anak seringkali tidak dirasakan, terutama pada anemia ringan. Hal ini dikarenakan tubuh berusaha beradaptasi dengan kondisi anemia.

Beberapa gejala yang mungkin muncul saat anemia adalah kulit nampak pucat, mudah lelah, kesulitan bernapas (mudah tersengal-sengal), sakit kepala, pusing (terutama saat berdiri), masa penyembuhan yang sulit/lama saat muncul luka, haid tidak teratur atau terlambat haid pada remaja putri, kulit nampak kuning, dan lainnya.

Baca juga:  Thailand Mulai Terima Wisman Tanpa Keharusan Karantina

Orang tua sering tidak sadar bahwa anaknya terkena anemia. Padahal, anemia pada anak berdampak besar. Anemia kronik pada anak-anak sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangannya.

Anemia kronik berdampak negatif terhadap pertumbuhan linear anak, baik pada masa balita, anak-anak, maupun remaja. Selain itu, balita dengan anemia kronik dapat memiliki perkembangan kognitif, motorik, dan afektif yang terhambat.

Sayangnya, efek negatif ini bisa berdampak dalam jangka waktu yang lama. Walau demikian, koreksi anemia umumnya memberikan perbaikan pada tumbuh kembang anak.

Baca juga:  Antisipasi Trauma, Polantas Hibur Anak Pengungsi

Oleh karena itu, anemia pada anak tidak bisa diremehkan. Orang tua sebaiknya menaruh perhatian khusus pada anak selama satu tahun pertama kehidupannya dan saat remaja. Kedua momen itu merupakan masa rawan anak terkena anemia. Apabila anak mengalami kondisi ini, segera cari tahu penyebabnya dan mengoreksinya. Atau segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. (Goes Arya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *