hama
Puluhan are tanaman padi milik petani di Subak Aya Badung, Banjar Sedit, Kelurahan Bebalang, Bangli diserang hama walang sangit, tikus dan tungro. (BP/nan)

BANGLI, BALIPOST.com – Puluhan are tanaman padi di Subak Aya Badung, Banjar Sedit, Kelurahan Bebalang, Bangli diserang hama walang sangit. Selain diserang walang sangit, tanaman padi juga diserang hama tikus dan penyakit tunggro. Kondisi itu membuat petani bakal merugi mengingat hasil panen gabah diyakini bakal berkurang belasan karung.

Petani Subak Aya Badung, Banjar Sedit, Desa Sedit, Bangli I Nengah Mudara, Rabu (17/1) mengungkapkan puluhan are tanaman padi yang baru mulai berbuah diserang walang sangit. Sehingga, membuat bulir padi yang mulai tumbuh menjadi rusak karena dimakan walang sangit.

Baca juga:  Pandemi Makin Melandai, Nasional Hanya Catat Dua Ratusan Kasus COVID-19 Baru

“Walang sangit yang menyerang padi sangat banyak. Serangan ini sudah terjadi sejak 20 hari lalu. Padi yang diserang hama walang sangit ini umurnya baru masuk 70 hari,” ungkapnya.

Selain serengan hama walang sangit, Kata Mudara tanaman padi milikinya juga diserang hama tikus dan penyakit tungro. Akibat penyakit tunggro ini, membuat tanaman padi tidak bisa tumbuh dengan sempurna karena daun hijau merubah menjadi kuning dan padi juga tidak dapat menghasilkan buah.

Baca juga:  Polresta Datangi Kantor Investasi, Puluhan Nasabah Laporkan Kerugian Ratusan Miliar

Dikatakannya, untuk mengantisifasi lebih banyak padi miliknya diserang walang sangit, dan tunggro dirinya sudah melakukan antisipasi dengan melakukan penyemprotan memakai obat pembasmi hama. Hanya saja serangan walang sangit masih saja terjadi. Begitu juga racun tikus juga sudah dilakukan, akan tetapi upaya itu sia-sia.

“Meski sudah beberapa kali saya lakukan penyemprotan masih saja banyak serangan walang sangit,” katanya.

Dengan kondisi ini pendapatan hasil panen beras diyakini bakal jauh berkurang belasan karung. Kata Mudara, jika kondisi padi tidak diserang walang sangit dan penyakit dengan luas tanaman padi mencapai 25 are mampu menghasilkan sekitar 30 kampil gabah. (eka prananda/balipost)

Baca juga:  Masih Ditolak, "Pipanisasi" di Benel Ditunda hingga Pilgub
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *