Umat Hindu bersembahyang di Pura Dalem Puri, Besakih, Senin (15/1). (BP/dok)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Meski Gunung Agung masih berstatus awas, piodalan di Pura Dalem Puri, Besakih, tetap dilaksanakan. Hanya saja pada piodalan kali ini pemedek tidak seramai biasanya. Kondisi itu disebabkan karena kawasan Pura Besakih termasuk Pura Dalam Puri berada di radius berbahaya.

Camat Rendang, I Wayan Mastra, mengakui pemedek memang tidak sepadat biasanya. Pihaknya bahkan memastikan situasi itu sebagai dampak dari aktivitas vulkanik Gunung Agung.

Baca juga:  Denpasar Kembali Jadi Penyumbang Kasus COVID-19 Harian Terbanyak

Menurut dia, banyak warga yang melalakukan persembahyangan ngayeng dari pura dalem masing-masing. Hanya prajuru yang pedek ke Dalem Puri untuk ngelungsur tirta lalu tirta itu dipergunakan untuk persembahyangan di masing-masing pura dalem. “Sejak hari pertama memang relatif sepi. Pemedek jauh berkurang,” katanya.

Selama piodalan, pengamanan juga di-back up personil relawan Pasebaya Gunung Agung. Relawan bertugas bergilir dengan memaksimalkan peran relawan dari Besakih.

Baca juga:  Pengungsi di Klungkung Capai Sepuluh Ribuan, Relawan Distribusi Logistik Dibutuhkan

Ketua Pasebaya, I Gede Pawana, mengatakan, Pasebaya juga sudah memasang peralatan untuk memantau aktivitas gunung di dekat Pura Dalem Puri. Selain itu setiap relawan dibekali HT yang terkoneksi dengan jaringan radio di Pos Pasebaya di Desa Duda Timur, Kecamatan Selat.

Pos induk memantau alat perekam yang dipasang di Gunung Agung (SSR), jika terjadi aktivitas vulkanik seperti tremor, hembusan dan gempa maka alat tersebut akan mengeluarkan bunyi mendenging. Jika sudah seperti itu maka akan disampaikan kepada relawan yang memantau lewat HT. “Dua hari lalu juga aman meski sempat terjadi beberapa kali hembusan,” jelasnya. (kmb/balipost)

Baca juga:  Momentum Melakukan Filterisasi saat Wabah COVID-19
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *