SEMARAPURA, BALIPOST.com – Enam ribu lebih pengungsi Gunung Agung di Kabupaten Klungkung telah kembali ke kampung halaman. Itu masih berlangsung secara mandiri. Meski demikan, belasan tenda yang sebelumnya ditempati masih dibiarkan berdiri. Pembongkaran dilaksanakan jika gunung tertinggi di Bali itu sudah dinyatakan benar-benar aman.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klungkung, Putu Widiada, Kamis (18/1) menjelaskan pengungsi yang sudah pulang mencapai 6.637 jiwa dari jumlah awal 11.282 jiwa.
“Pengungsi yang tersisa 4.645 jiwa. Mereka tersebar di 36 desa/ kelurahan. Turun dari sebelumnya yang mencapai 42 lokasi,” terangnya.
Disampaikan lebih lanjut, pengungsi yang pulang berasal dari radius diluar 6 kilometer dari puncak Gunung Agung. Kepulangannya masih tetap secara mandiri.
Pejabat asal Kecamatan Penebel, Tabanan ini menyebutkan warga yang masih bertahan di pengungsian sebagian besar berasal dari Desa Sebudi yang masuk sebagai Kawasan Rawan Bencana (KRB) III atau paling dekat dengan puncak Gunung Agung.
Mengingat perkembangan situasi sangat sulit diprediksi, pemkab tetap siap memberikan pelayanan untuk mereka. “Kami tetap memberikan pelayanan. Untuk yang pulang, kami juga tidak meminta,” ungkapnya.
Ketersediaan logistik, sambungnya juga masih sangat aman. Beras yang menjadi kebutuhan pokok masih ada 14 ton yang dipasok pemerintah, air mineral 497 dus dan mie instan 1.951 dus yang berasal dari donatur. “Logistik tidak ada masalah. Beras yang diposko sudah kosong juga kami ambil. Semuanya masih aman. Cukup untuk beberapa pekan kedepan,” terangnya.
Medekati empat bulan pengungsian, biaya untuk memenuhi keperluan dapur umum mencapai Rp 849.489.128. Itu bersumber dari donasi yang berdasarkan data terakhir mencapai Rp 1.218.739.400. Dalam hal ini, Pemkab Klungkung belum mengeluarkan bantuan tak terduga yang terpasang pada APBD 2018 sebesar Rp 1,5 miliar. “Bantuan dari donatur sangat membantu untuk mengurangi pengeluaran,” tandasnya.
Salah seorang pengungsi asa Desa Muncan, Kecamatan Selat, Ni Ketut Kembar menuturkan langkahnya pulang dikarenakan situasi sudah mulai membaik. “Keluarga juga sudah banyak yang pulang. Malu juga lama disini (pengungsian-red). Lebih baik pulang, bisa ngambl pekerjaan juga. Anak juga sekolah,” ucapnya.
Untuk diketahui, kepulangan pengungsi berbagai usia ini berlangsung sejak 5 Januari, setelah Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan radius bahaya erupsi Gunung Agung dari 8 kilometer sektoral 10 kilomenter menjadi 6 kilometer dari puncak. (sosiawan/balipost)