MANGUPURA, BALIPOST.com – Perayaan Hari Suci Nyepi yang bertepatan dengan tahun politik membuat Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Badung, harus bekerja keras. Pasalnya, pihaknya harus mengawasi Sekaa Teruna (ST) dalam membuat ogoh-ogoh agar tidak bernuansa politik.
“Kalau ditemukan yang seperti itu (bernuansa politik, red) kami tidak segan melakukan diskualifikasi,” ujar Kepala Disbud Badung, Ida Bagus Anom Bhasma, Jumat (19/1).
Birokrat asal Desa Taman, Abiansemal itu menegaskan kepada ST agar tidak membuat ogoh-ogoh bernuansa politik untuk menghindari gesekan di masyarakat. “Jangan sampai ogoh-ogoh yang digunakan untuk nyomya bhutakala, malah sebaliknya. Jadi jangan sampai ada ogoh-ogoh yang bernuansa politik,” ucapnya.
Terlebih, pihaknya tahun ini memberikan bantuan dana kepada masing-masing ST sejumlah Rp 23 juta untuk pembuatan ogoh-ogoh. Sebagai konsekuensinya, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. “Jadi kalau ST yang membuat ogoh-ogoh politik akan diblacklist juga dan tidak akan diberikan bantuan lagi,” teganya.
Ditegaskan, ogoh-ogoh yang dibuat wajib berwujud buthakala dengan tinggi maksimal 5 meter. Selain harus jauh dari nuansa politik, karya seni ST juga dilarang bernuansa porno dan SARA. “Mengapa kami lombakan, itu untuk tertib. Kalau sudah dilombakan, kan bisa kami atur,” katanya.
Seperti diketahui, masing-masing ST diberikan dana partisipasi sebagai peserta lomba sebesar Rp 23 juta dengan potong pajak 15 persen, sehingga total yang diterima Rp 20 juta. Bagi pemenang lomba akan diberikan hadiah berupa uang tunai, juara I Rp 15 juta, juara II Rp 12 juta dan juara Rp 10 juta. Kemudian untuk juara harapan satu hingga tiga masing-masing Rp 5 juta. “Pemenang masing-masing dipotong pajak 15 persen,” katanya. (Parwata/balipost)