JAKARTA, BALIPOST.com – Sepanjang tahun 2017 Kementerian Koperasi dan UKM memfasilitasi 109 UKM mengikuti pameran luar negeri. Dari hasil menitoring dan evaluasi kepada UMKM peserta pameran, diperoleh data bahwa telah terjadi peningkatan nilai ekspor UMKM dari Rp 20,27 miliar menjadi Rp 24,47 miliar atau meningkat sebesar 20,72 persen.
“Pertumbuhan ekspor KUKM yang difasilitasi meningkat rata-rata 20,72 persen melalui program peningkatan daya saing,” kata Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran, Kemenkop dan UKM I Wayan Dipta di Jakarta, Jumat (19/1).
Di samping itu, kegiatan fasilitasi pameran UMKM ke luar negeri ikut berkontribusi pada devisa negara sebesar Rp 61,78 miliar melalui order buyers on site pameran atau menghasilkan pemasukan negara 12 kali lipat dari anggaran promosi pameran luar negeri yang dialokasikan. “Sementara untuk pemeran luar negeri terjadi peningkatan omset sebesar 4,74 persen dan tenaga kerja 18,27 persen,” katanya.
Tahun ini Kemenkop dan UKM akan memfasitasi UMKM mengikuti 2 event pameran luar negeri, yaitu Malaysia International Halal Showcase (Mihas) dan Chibimart Summer di Italia atau Festival Indonesia Fair (Mosco). Dengan target 30 UMKM peserta pameran. “Diharapkan fasilitasi pameran luar negeri mampu memperluas akses pasar produk KUMKM di wilayah Asia dan Eropa,” ujar Wayan.
Setiap UMKM yang mau ikut sebagai peserta pameran akan terlebih dahulu melalui tahapan yang ketat, diawali dengan seleksi dan kurasi oleh tim ahli. Syarat administrasinya, UMKM harus memiliki sertifikat hak cipta, merek, halal (untuk produk makanan dan minuman), ISO, kapasitas produksi, maupun memiliki daya beli yang tinggi. “Itu yang menjadi kriteria untuk menentukan apakah layak diikutkan atau tidak. Jadi kita tidak serta-merta dengan mudah mengajak mereka. Yang minat sih banyak,” ungkap dia.
Dalam upaya meningkatkan kualitas dan nilai tambah produk KUMKM sekaligus melindungi dan menjamin usaha KUMKM memiliki daya saing, Kemenkop dan UKM melakukan program peningkatan standarisasi mutu dan sertifikasi produk KUKM yang pada 2017 terealisasi sebanyak 2.083 KUMKM.
“Program ini masih berlanjut tahun 2018 dengan total target 2.500 KUMKM yang mana 330 KUMKM untuk sertifikasi SNI, ISO, 1.514 KUMKM untuk sertifikasi hak merek, 100 KUMKM untuk sertifikasi halal, dan 556 KUMKM untuk sertifikasi hak cipta,” jelasnya. (Nikson/balipost)