TABANAN, BALIPOST.com – Ritual otonan kera di Daya Tarik Wisata (DTW) Alas Kedaton, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan, pada Saniscara Kliwon Uye berlangsung meriah, Sabtu (20/1). Otonan kera kali ini diisi ngrebeg gebogan (gunungan) buah setinggi 2 meter.
Otonan bojog di DTW Alas Kedaton juga jadi momentum mengajarkan anak-anak mengasihi binatang. Banyak warga yang datang menyaksiksakan ngrebeg gebogan buah mengajak anak-anak. Bahkan mereka mengajarkan anak-anaknya memberi makanan kepada kawanan kera.
Sekretaris Desa Adat Kukuh, Drs. I Gusti Ngurah Pujayasa mengatakan, Tumpek Uye merupakan salah satu penerapan ajaran Tri Kaya Parisudha yakni Palemahan yakni hubungan manusia dengan alam binatang. Selaku penanggungjawab DTW Alas Kedaton, Desa Adat Kukuh bersama Badan Pengelola DTW Alas Kedaton serta Kelompok Pedagang Alas Kedaton rutin menggelar otonan bojog.
Namun sejak 1,5 tahun lalu membuat tradisi ngrebeg gebogan buah setinggi 2 meter. “Tumpek Uye hari ini merupakan pelaksanaan ngerebeg gebogan ketiga kalinya. Ini sebagai wujud syukur kami atas kesejahteraan yang dilimpahkan Ida Sang Hyang Widi Wasa. Berkat kera dan kelelawar penghuni Alas Kedaton bisa menarik wisatawan,” ungkap Pujayasa.
Sebelum ngerebeg gebogan buah, diawali menggelar otonan kera di jaba tengah Pura Alas Kedaton. Seusai otonan kera dilanjutkan sembahyang bersama sekaligus menghaturkan gebogan buah kehadapan Tuhan Yang Maha Esa.
Tak ketinggalan, Kelompok Pedagang Alas Kedaton juga turut menghaturkan 22 gebogan buah ukuran kecil. Baik gebogan buah persembahan Badan Pengelola DTW Alas Kedaton dan Kelompok Pedagang Alas Kedaton sama-sama berisi buah lokal di antaranya jambu merah, tomat, jagung, wortel, pisang, rambutan, pepaya, mangga, dan kacang panjang. Seusai persembahyangan dilanjutkan dengan mengarak gebogan buah di jaba tengah Pura Kahyangan Kedaton dan di jaba pura.
Sekawanan kera lalu mendekat dan mengambil buah-buahan yang dihaturkan oleh masyarakat Kukuh tersebut. Tak ketinggalan, sejumlah warga yang datang bersama anak-anaknya mengambil buah dan membagikan buah-buahan itu ke kawanan kera.
Mereka yang bawa buah-buahan langsung diserbu kawanan kera. Meski mereka diserbu, namun kawanan kera itu sangat jinak. Setelah dapat buah, satu per satu kera itu mundur kemudian kawanan kera lainnya maju untuk ambil buah.
Momen warga direbut kera menjadi sasaran bidikan kamera fotografer. Mereka senang mengabadikan momen jinaknya kawanan kera Alas Kedaton berebut buah dari masyarakat. (Puspawati/balipost)
Maaf koreksi sedikit,, Hubungan manusia dg Tuhan, alam maupun binatang, itu Tri Hita Karana min, bukan tri kaya parisuda, ampura bukannya menggurui, saya tau sedikit mengenai itu, suksma