Beras murah yang dijual dalam operasi pasar diserbu warga. (BP/udi)

BANYUWANGI, BALIPOST.com – Harga beras di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, masih tinggi. Berkisar Rp 11.000 – Rp 12.000 per kilogram. Mengantisipasi terus melambungnya harga, Satgas pangan bersama Persatuan Penggilingan Padi (Perpadi) Banyuwangi menggelontorkan beras murah di bawah harga eceran tertinggi (HET) di pasar Banyuwangi, Selasa (23/1).

Alhasil, warga memilih beras ini. Tak sampai satu jam, hampir satu ton beras murah terjual. Harga beras murah ini ditawarkan Rp 9000 per kilogram. Jauh di bawah HET yang ditetapkan pemerintah senilai Rp 9350 per kilogram. “Kita siapkan 8 ton per hari untuk operasi pasar. Harapannya harga bisa normal. Ini beras dari Perpadi untuk stabilitas pangan, ” kata Ketua Satgas Pangan Kabupaten Banyuwangi AKP Sodik Efendi.

Baca juga:  Pengembangan Industri Kreatif Harus Sejalan dengan Kualitas SDM

Kasat Reskrim Polres Banyuwangi ini menambahkan operasi pasar akan terus berlanjut hingga harga beras di pn 4asaran stabil. Perwira ini mengklaim operasi pasar bisa ikut menurunkan harga beras. “Harga beras sudah mulai turun di kisaran Rp 11.000 per kilogram. Harapannya bisa terus turun hingga sesuai HET,” jelas Sodik.

Ketua Perpada Banyuwangi Irwan Kuswanto menjelaskan pihaknya memberikan harga lebih murah karena disubsidi. “Kita beli gabah dari petani langsung. Jadi, kita bisa memberikan subsidi harga beras,” jelasnya.

Baca juga:  Hingga Juni, Harga BBM Nonsubsidi Tak Naik

Saat ini, kata Irwan, pasokan beras di gudang Perpadi sedikit menurun akibat belum memasuki panen raya. Meski begitu, pasokan untuk pasar dipastikan normal.

Harga gabah, kata dia, juga mulai turun, dari kisaran Rp 5.500 per kilogram, sudah turun hingga Rp 5.200 per kilogram. Harga ini diprediksi bisa terus turun seiring masuknya panen raya Maret mendatang. (Budi Wiriyanto/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *