NEGARA, BALIPOST.com – Akibat jembatan kecil (leneng) ambruk akibat hujan di Banjar Ambyarsari, Desa Belimbingsari, Kecamatan Melaya, seorang pengendara motor mengalami luka akibat terperosok. Jembatan penghubung jalan desa itu kini masih dalam kondisi ambrol sepanjang tujuh meter.
Lantaran terputus, jalan menuju rumah delapan kepala keluarga (KK) juga terputus. Dari informasi yang dihimpun, warga yang mengalami kecelakaan itu bernama I Made Astika (47).
Saat terperosok di jalan yang biasa dilintasinya itu, Astika tidak menyadari sudah berlubang. Sehingga iapun tercebur berikut sepeda motornya. Akibat terjerembab di jalur air Pangkung Enjungan Kauh itu, Astika mengalami luka robek pelipis kirinya.
Diperkirakan jembatan itu ambrol sekitar pada Selasa dinihari sekitar pukul 03.00 Wita. Salah seorang warga, Made Sudiarjani (50) yang tinggal di dekat jembatan tersebut yang mengetahui pertamakali jembatan tersebut ambrol.
Saat itu, Sudiarjani hendak keluar menjual sayur seperti biasanya. Namun saat hendak berangkat, Sudiarjani terkejut mendapati jembatan itu sudah berlubang dan tidak bisa melintas.
Tak lama kemudian, sekitar pukul 05.30 Wita ia mendapati Astika tetangganya yang mengendari sepeda motor terjatuh.
Saat melintas saat pagi buta itu, Astika tidak menyalakan lampu sehingga tidak melihat ada jembatan yang ambrol. Kendati bisa naik ke jalan kembali, korban selanjutnya dilarikan ke Puskemas Melaya untuk mendapatkan perawatan di lukanya.
Sementara sepeda motor korban ringsek terperosok didasar aliran air. Oleh warga, sepeda motor itu diangkat oleh warga dengan ditarik menggunakan tali.
Kelian Dinas Banjar Ambyarsari, I Ketut Triagus mengatakan jembatan kecil penghubung jalan ini memiliki panjang 7 meter. Jembatan ini sebelumnya dibangun swadaya oleh warga di tahun 1974 lalu.
Akibat jalan terputus jembatan yang ambrol itu, sekitar delapan warga yang tinggal di sisi Barat belum bisa keluar. Diantara delapan KK itu, juga terdapat 3 anak yang masih sekolah SD dan SMP.
Kendati jalan terputus, anak-anak tersebut tetap masuk sekolah dengan menyeberangi aliran air. Untuk penanganan awal, warga berencana membuat jembatan kayu secara gotong-royong pada Rabu (24/1) ini. Sehingga bisa dilalui kendaraan maupun warga yang hendak keluar. (Surya Dharma/balipost)