Ilustrasi. (BP/ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Penyakit sifilis pada tahun ini diprediksi mengalami peningkatan. Padahal, menurut Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, Rabu (24/1), penyakit itu merupakan penyakit jaman dulu (jadul).

Dikatakannya penyakit jaman dulu yang muncul lagi pada saat sekarang harus diwaspadai dan menjadi perhatian semua pihak. Ia pun menekankan pentingnya menjaga kesehatan dan revoluasi mental. “Kalau penyakit jaman dulu kini muncul lagi, kita harus bertanya ada apa dengan bangsa kita. Untuk itu revolusi mental yang diinginkan Presiden Jokowi sangat penting untuk diwujudkan,” sebutnya di sela-sela peresmian fasilitas produksi rapid test Kimia Farma di Denpasar.

Baca juga:  Lagi, Jaksa Tak Hadiri Praperadilan Dua Tersangka SPI Unud

Selain sifilis, ia juga mengatakan narkoba masih menjadi persoalan besar bagi Indonesia. Selain itu, penyakit HIV/AIDS. Melalui adanya test kit yang bisa mendeteksi awal tentang penyakit ini, ia sangat mengharapkan ada keberanian untuk melakukan test HIV/AIDS, terutama untuk ibu-ibu hamil. “Sebab jika sampai anak-anak dalam kandungan terkena HIV/AIDS, mereka akan seumur hidup menderita penyakit itu,” kata Menkes.

Berdasarkan data yang dilansir Direktur Utama Kimia Farma Honesti Basyir, prevalensi kasus beberapa penyakit menunjukkan kecenderungan semakin meningkat. Bahkan di 2018, diprediksi jumlah kasus sifilis mencapai 344.520. Angka prediksi ini meningkat sebanyak 4.062 kasus dari tahun lalu, yaitu 340.458.

Baca juga:  Ojol Ditangkap, Diduga Terlibat Sindikat Kokain Internasional Senilai Satu Miliar

Selain sifilis, penyakit lain yang diprediksi meningkat yakni malaria sebesar 795.046 atau meningkat 9.373 kasus dari tahun lalu, yaitu 785.673. Terdapat juga peningkatan di kasus hepatitis B yang tercatat di angka 693.280 atau meningkat 8.173 kasus dari tahun lalu, yaitu 685.107.

Selain itu, kasus Dengue sebesar 121.510 atau meningkat sebanyak 1.433 dari tahun lalu, yaitu 120.077. Untuk hal medis lain, prediksi jumlah kasus kelahiran (based on crude birth rate) mencapai 5.035.291. Sementara itu prediksi jumlah kasus HIV tercatat di angka 62.226.

Baca juga:  Melonjak! Tambahan Kasus COVID-19 Bali di Atas 250 Orang

Untuk itulah, diperlukan adanya sistem deteksi dini. Terlebih sejumlah penyakit yang menunjukkan peningkatan itu termasuk ke dalam kategori penyakit yang berkontribusi dalam peningkatan angka kematian.

Honesti mengatakan test kit yang diproduksi fasilitas Kimia Farma akan memberikan deteksi penyakit atau screening medis awal dengan menggunakan peralatan yang sederhana serta memberikan hasil dalam waktu yang cepat. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *