jangkrik
Ilustrasi. (BP/dok)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Hujan lebat pada Jumat (26/1) malam di Kota Singaraja makan korban. Peristiwanya terjadi sekitar 21.00 wita, di Jalan Wibisana, di RT II Lingkungan Kalibaru, Kelurahan Banjar Jawa, Kecamatan/Kabupaten Buleleng.

Sebuah tembok pembatas tanah milik Suri yang beralamat tinggal di Jalan Udayana Singaraja setinggi sekitar 6 meter dan panjang sekitar 10 meter roboh. Dari sinilah longsor tersebut berbuah maut.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Terus Meningkat di Denpasar, Koster Bilang Tak Boleh Salahkan PKM

Ni Luh Putu sumiartini (39) dan Kadek Yudistira (11) meninggal dunia. Sementara itu, Dewa Ketut Wisnu Saputra (28), mengalami luka lecet pada pinggang sebelah kanan dan punggung luka lecet.

Hujan lebat yang mengguyur Singaraja mulai pukul 19.00 wita dengan volume yang sangat lama. Berdasarkan informasi yang dihimpun, Dewa Gede Partana (44) pulang dari rumah orang tuanya di Lingkungan Tegal Mawar, Kelurahan Banjar Bali, sesampainya di Jalan Wibisana melihat tembok pembatas tanah sudah roboh dan mendengar ada suara minta tolong.

Baca juga:  Dua Pelaku Kasus Prekursor Divonis 15 Tahun

Karena hujan masih lebat, Dewa Gede tidak mengenali suara panggilan tersebut, namun setelah didekati ternyata adiknya sendiri Dewa Ketut Wisnu Saputra yang ikut tertimbun runtuhan tembok namun hanya pinggang ke bawah sehingga bisa dikeluarkan dan langsung dilarikan ke IGD RSUD Singaraja.

Saat di RS, adiknya menuturkan ada 2 orang korban tertimbun reruntuhan tembok. Korban adalah Luh Putu Sumiartini dan putranya Kadek Yudistira yang mengendarai sepeda motor. (Mudiarta/balipost)

Baca juga:  Bali Perlu Waspadai Perkembangan Destinasi Wisata di Dunia
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *