DENPASAR, BALIPOST.com – KONI Bali bakal melakukan pemangkasan atlet cabor, meskipun atlet bersangkutan sudah resmi mengantongi tiket lolos ke PON XX di Papua 2020 mendatang. Pasalnya, kuota atlet yang berlaga pada hajatan multievent empat tahunan antarprovinsi se-Indosia juga dilakukan penciutan.
Oleh sebab itu, Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi, di Denpasar, Senin (29/1), pihaknya mewanti-wanti, agar cabor memaklumi tentang pembatasan jatah atlet yang diterjunkan ke PON.
‘’Bahkan, kami akan mensosialisasikan kepada Pengprov cabor supaya memahami kondisi ini,’’ pintanya. Dikemukakan, pada PON XIX di Jabar 2016, melibatkan 15.000 atlet, sedangkan pada PON XX, di Papua, dipangkas menjadi 6.500 atlet. Total 6.500 atlet ini, dibagikan kepada 34 provinsi kontestan, sehingga jatah Bali hanya 150 atlet, plus pelatih dan ofisial 50 orang,’’ kata dia.
Untuk itu, kata dia, konsekuensinya harus merampingkan tim yang berangkat ke PON. Bahkan KONI Bali hanya membatasi dan bersedia memberangkatkan atlet yang menenpati peringkat 3 di kelasnya. Tujuannya, supaya atlet yang dikirim benar-benar berpeluang pulang menggondol medali. ‘’Apalagi, cabor permainan beregu harus tahu diri, dan memaklumi kondisi ini. Kami akan melakukan nota kesepahaman dengan cabor, guna mensosialisasikan upaya pembatasan pengiriman atlet ini,’’ ungkap Suwandi.
Selain itu, menurut dia, sarana dan fasilitas akomodasi juga terbatas. ‘’Saya kira tak mungkin membangun hotel, kecuali asrama atau pemondokan,’’ ujarnya.
Suwandi juga mulai memetakan cabor andalan Bali, bertujuan mendongkorak posisi Bali di PON dari posisi keenam menjadi kelima. Cabor andalan Bali yang prestasinya stabil seperti selancar dna judo. ‘’Kami harapkan cabor lain juga berpacu guna mendulang emas, di PON Papua,’’ pesan dia. (daniel/balipost)