HUJAN lebat yang mengguyur wilayah Kabupaten Klungkung, Minggu (28/1) memicu longsor hingga menutupi saluran irigasi Tempek Tegeh, Subak Dlod Banjarangkan, Desa/Kecamatan Banjarangkan. Material yang cukup banyak menyebabkan aliran air tersendat. Mengatasi hal tersebut, Selasa (30/1), petani langsung melakukan penanganan. Wakil Bupati Klungkung, I Made Kasta juga turut terjun ke lokasi.
Penanganan tersebut dilakukan dengan cara manual. Wabup Kasta menyatakan material harus segera dibersihkan lantaran menyebabkan aliran air terhambat yang memicu petani kesulitan mengolah tanah. “Kami turun langsung bersama petani untuk mempercepat penanganan,” ungkapnya.
Material longsor tak hanya berupa tanah. Namun juga bebatuan dan pepohonan. Hal tersebut cukup memghambat penanganan. Bahkan, itu harus memerlukan peralatan khusus. “Penanganan dilakukan semaksimal mungkin,” sebutnya.
Wabup asal Desa Akah, Kecamatan Klungkung ini menyampaikan ditengah tingginya intensitas hujan, potensi terjadinya longsor dan pohon tumbang cukup besar. Oleh sebab itu, masyarakat diminta untuk waspada. “Kalau ada pohon tinggi, bisa lakukan pemangkasan,” imbuhnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klungkung, Putu Widiada menjelaskan ada 4 titik longsor yang terjadi di sepanjang irigasi tersebut. Selain petani, penanganan juga dibantu Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Kawasan Permukiman, TNI dan Polri. “Banyak yang turun melakukan penanganan. Di saluran itu juga terjadi pendangkalan. Perlu normalisasi dengan alat berat. Tetapi kendalanya akses,” sebutnya.
Pejabat asal Penebel, Kabupaten Tabanan ini menyatakan sesuai hasil pemetaan, untuk di kecamatan Klungkung, longsor berpotensi terjadi di Desa Selisihan, Manduang, Selat, Akah, Tangkas, Kelurahan Semarapura Kangin, dan Kelurahan Semarapura Kelod Kangin. Kecamatan Banjarangkan, berpotensi di Desa Tohpati, Bungbungan, Nyalian, Tusan, Getakan, Aan, dan Nyanggekan.
Sementara untuk Kecamatan Dawan, berpotensi di Desa Paksebali, Gunaksa, Besan, dan Pikat. Kecamatan Nusa Penida, ada di Desa Kutampi, Batu Kandik, Bungamekar, Suana dan Pejukutan. Selain itu, bumi serombotan juga berpotensi terkepung angin kencang, terutama pada desa yang berada di kawasan pesisir.
Demikian juga dengan tsunami. Bencana banjir juga berpotensi melanda. Hanya itu lebih banyak dii kawasan perkotaan. “Seluruh kecamatan di Kabupaten Klungkung mempunyai wilayah yang rawan longsor dengan kondisi alam yang tidak menentu, masyarakat diharapkan agar lebih berhati-hati,” pungkasnya. (Adv/balipost)