DENPASAR, BALIPOST.com – Pada tahun ini, BRI menargetkan penyaluran kredit ke sektor produktif sebesar 50 persen dari total kredit yang disalurkan. Seperti pertanian, perikanan, industri pengolahan, jasa produksi.
Pemimpin BRI Kanwil Denpasar, Dedi Sunardi mengatakan, tahun 2017 penyaluran kredit lebih banyak ke sektor perdagangan. “Challengenya sekarang membiayai sektor produksi,” ungkapnya Selasa (30/1).
Dengan memfokuskan penyaluran ke sektor produktif, pemerintah menginginkan agar perekonomian lebih berputar. Karena sektor produksi, menghasilkan produk. Sedangkan perdagangan berada di tengah-tengah dalam rantai ekonomi. Diharapkan dengan menggenjot sektor produksi, perdagangan akan meningkat. “Karena kalau kita menggenjot perdagangan, petani belum tentu hidup. Sedangkan kalau kita genjot petani, perdagangan pasti hidup,” tandasnya.
Selama ini kendala yang dihadapi adalah penyaluran kredit ke sektor produksi misalnya petani sistemnya musiman. Untuk dapat mencapai target tersebut, BRI melakukan pembinaan ke sektor-sektor produktif. Apalagi dengan adanya digitalisasi BRI yang mulai dilakukan 5 Februari mendatang. Mantri dan marketing BRI dapat turun langsung ke lapangan melakukan pembinaan sekaligus survei pemberian kredit.
Tahun 2017, kredit BRI tumbuh 13,19 persen atau Rp 3,9 triliun dari tahun 2016 sebesar 29,6 triliun.
Sementara tahun 2018, BRI menargetkan pinjaman (kredit) tumbuh sebesar 17,22 persen atau mencapai Rp 39,3 triliun dari realisasi tahun 2017. Sedangkan target penyaluran KUR tahun 2018 sebesar Rp 5,021 triliun. Target penyaluran KUR mikro Rp 4,2 triliun dan KUR kecil (dulu KUR ritel) Rp 800 miliar.
Pihaknya menginginkan UKM dapat tumbuh bagus. Maka dari itu dari sisi suku bunga, BRI akan menyalurkan kredit dengan bunga di bawah 10 persen (single digit). Suku bunga KUR juga telah turun dari 9 persen menjadi 7 persen. “Semua pinjaman kita kasih single digit. Cuma untuk size tertentu ada term and condition. Misalnya pedagang yang memohon kredit ke BRI. Asalkan transaksinya melalui BRI,” bebernya. Dari sisi pasar, pihaknya akan meningkatkan kerjasama dengan antar BUMN.
Di samping juga tetap meningkatkan UKM yang ada. Untuk itu, BRI akan masuk ke Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). “Yang bisa kita lakukan ada mencoba BUMDes agar bisa menjadi agen BRIlink,” ujarnya. Dari 585 BUMDes yang menjadi nasabah BRI, 105 BUMDes telah menjadi agen BRIlink. (Citta Maya/balipost)