Jalan paving di Pengastulan tergerus akibat gelombang pasang. (BP/mud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Jalan lingkungan di Banjar Dinas Kauman, Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt terdampak hempasan gelombang pasang. Akiabtnya, sekitar 25 meter jalan paving tergerus. Selain menggerus jalan paving, air laut di pesisir ini sempat merendam areal pekarangan warga di dusun setempat.

Pantauan di lokasi, Rabu (31/1), jalan lingkungan ini baru saja selesai dibangun oleh desa setempat. Lokasi jalan ini persis di pinggir pantai yang hanya dilalui sepeda motor.

Jalan ini sendiri telah dilindungi oleh beton pengaman pantai. Akan tetapi karena gelombang pasang mulai menerjang pesisir ini sejak Senin (29/1) yang lalu, gelombang pasang pun menerjang. Tak pelak, ari laut pun menggerus vaping di ruas jalan ini. Paving pun terlepas karena beton yang difungsikan untuk menguatkan rangkaiannya hancur akibat kerasnya gerusan ombak.

Baca juga:  Darurat Sampah, Jaksa Ikutan Turun Bersihkan

Menyusul peristiwa itu, aparat desa sudah turun untuk mendata kerugian yang terjadi akibat bencana alam. Untuk menghindari kesulitan warga melintas, sementara waktu ruas jalan yang rusak itu dipadatkan dengan pasir.

Sementara paving yang terlepas itu ditumpuk di pinggir jalan. Untuk menghalangi hempasan air laut, untuk sementara warga yang berbatasan langsung dengan jalan itu memasang tanggul dengan menumpukan karung berisi pasir di pinggir jalan.

Baca juga:  Tumpek Wariga sebagai Pemuliaan Wana Kerthi

Perbekel Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt I Ketut Yasa ketika dihubungi membenaran kejadian tersebut. Yasa mengatakan, jalan itu posisinya tepat di pinggir pantai dan berbatasan langsung dengan beton pengaman pantai yang sudah dibangun beberapa tahun sebelumnya.

Karena ombak cukup ganas menerjang, hingga air laut pun menggerus jalan paving tersebut. Untuk sementara, kerusakan jalan itu sudah didata dan dilaporkan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). “Benar karena gelombang pasang jalan di wilayah kami itu rusak dan data sementara itu panjanggnya sekitar 25 meter. Masih bisa dilalui dan kerusakannay sudah kami laporkan ke BPBD melalui kecamatan,” katanya.

Baca juga:  Pasar Loka Crana akan Dijadikan Contoh Pasar Bebas Sampah Plastik

Yasa menambahkan, sejak gelombang pasang melanda rumah warga di sepanjang bibir pantai masih aman dan tidak ada laporan kerusakan. Hanya saja, dia mengakui kalau saat gelombang pasang hempasan air laut sampai menggenangi areal pekarangan rumah. “Kalau kerusakan rumah belum ada, tapi hempasan airnya masuk ke pekarangan rumah. Kami sudah himbau warga waspada karena cuaca ekstrem ini gelombang pasang bisa saja kembali terjadi,” tegasnya. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *