GIANYAR, BALIPOST.com – Pada tahun ini, Kabupaten Gianyar tidak hanya akan dipanaskan pemilihan Bupati Gianyar dan Gubernur Bali. Pasalnya pada September mendatang juga akan dilaksanakan pemilihan 24 perbekel (pilkel) serentak di kawasan seni ini.
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa pun sudah menyiapkan anggaran Rp 1,3 miliar untuk pemilihan perbekel serentak itu. Kepala BPMD Ketut Suweta menerangkan dari 64 desa di Kabupaten Gianyar ada 24 desa yang akan melakukan pemilihan perbekel. Sosialisasi persiapan pemilihan perbekel pun sudah mulai dilakukan. “Sosialisasi persiapan ini sudah kami lakukan, agar prosesnya nanti bisa berjalan kondusif, seperti sosialisasi yang kemarin kami gelar di Desa Keramas, Blahbatuh,” ucapnya, Rabu (31/1).
Disinggung alasan dilakukan pemilihan perbekel setelah Pilbup Gianyar dan Pilgub Bali, Ketut Suweta menerangkan calon yang terpilih sebagai perbekel harus dilantik berdasarkan SK dari bupati definiti. “Kalau sebelum itu kan pemerintahan Gianyar dipimmpin penjabat bupati, sehingga harus menunggu bupati terpilih dilantik agar bisa mengeluarkan SK,” jelasnya.
Sebelum pemilihan perbekel pada September mendatang, sejumlah kepala desa yang lebih dulu habis massa jabatan juga sudah dipimpin oleh Plt kepala desa, Seperti di Desa Tulikup, Suwat, Siangan dan Peliatan. Kepala desa lainya yang menjelang berakhir masa jabatan juga akan ditunjuk seorang Plt kepala desa. “Plt kepala desa ini ditunjuk oleh bapak bupati, tentunya dipilih penjabat yang memang memiliki latar belakang tentang pemerintahan desa, “ jelasnya.
Ditambahkan untuk pemilihan perbekel ini sudah disiapkan anggaran sebesar Rp 1.338.161.000. Anggaran ini pun akan diserahkan ke 24 desa yang menyelenggarakan pemilihan dengan nilai yang bervariasi.
Anggaran paling tinggi yakni Rp 99 juta digunakan untuk pemilihan perbekel di Desa Mas, Ubud. Diikuti Desa Manukaya dengan anggaran sebesar Rp 96 juta. Sementara anggaran paling kecil untuk pemilihan perbekel ini diterima Desa Suwat sebesar Rp 14 juta. “Perbedaan anggaran ini kita melihat kepadatan penduduk dan luas wilayah,” jelasnnya. (Manik Astajaya/balipost)