SINGARAJA, BALIPOST.com – Enam gedung sekolah di Buleleng terdampak bencana banjir bandang. Dua diantaranya SDN 5 Banjar (Kecamatan Banjar), dan SDN 1 Baktiseraga (Kecamatan Buleleng) mengalami kerusakan paling parah.
BPBD Buleleng, TNI, aparat desa, guru dan warga telah berusaha melakukan pemulihan apsca bencana. Sementara, untuk perbaikan permanen atas kerusakan tersebut masih menunggu alokasi anggaran dalam APBD Perubahan 2018 mendatang.
Selain dua sekolah yang mengalami kerusakan terparah itu, ada sekolah lain yang terdampak. Sekolah itu adalah SDN 3 Kayuputih (Kecamatan Banjar), SDN Sambangan (Kecamatan Sukasada), SDN 2 Banjar Bali (Kecamatan Buleleng), dan SMPN Sukasada. Empat sekolah ini hanya beberapa ruang kelasnya terendam banjir dan pascabencana itu sudah kembali dibersihkan dan Proses Belajar Mengajar (PBM) kembali normal.
Berbeda dengan di SDN 5 Banjar yang tiga ruang kelasnya belum dapat difungsikan karena tertutup lumpur dengan ketebalan hingga satu meter. PBM di sekolah ini pun dilakukan dengan doubel shift. Hal yang sama terjadi di SDN 1 Baktiseraga, yang sebagian besar ruang kelas sempat porak poranda karena dihantam banjir bandang.
Tembok penyengker, pelinggih roboh. Bahkan, buku, dokumen siswa dan surat pertangungjawaban (SPJ) dana Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) dan beberapa bangku siswa hanyut. Aktivitas siswa di sekolah ini pun sempat terhenti. Siswa terpaksa diliburkan karena menunggu proses pemulihan ruang kelas di sekolah ini.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gede Suyasa, mengatakan, pihaknya sekarang masih mendata dan mengalkulasi kerugian materiil akibat dampak bencana banjir bandang tersebut. Penghitungan ini nantinya sebagai laporan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Bupati Buleleng.
Sementara, untuk proses penanganan pasca bencana dan rehab terhadap infrastruktur yang rusak akan dilakukan setelah pemerintah mangalokasikan anggaran ABPD Perubahan Tahun 2018 mendatang. “Penanganan darurat seperti pembersihan lumpur sudah dilakukan oleh BPBD, TNI, guru dan warga melalui gotong royong. Sekarang kami masih mendata dan menghitung beraap kerugiannya, dan nanti akan dilaporkan kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). Setelah itu akan diprogramkan untuk penanganan permanen melalui APBD Perubahan mendatang,” tegasnya.
Terkait kerugian buku, bangku, dan mebeler sekolah, mantan Kabag Humas dan Protokol Setda Buleleng ini memastikan, pemkab akan segara melengkapi aset sekolah yang hanyut tersebut. Untuk itu, Disdikpora pun masih menghitung buku atau mebeler apa saja yang hanyut itu untuk diberikan aset yang baru. “Asetnya masih dihitung berapa yang hilang atau hanyut dan sisanya apa saja. Nanti dari data itu akan dilakkan pengadaan aset sekolah baru, sehingga bisa digunakan mendukung PBM oleh para guru di sekolah bersangkutan,” tegasnya. (Mudiarta/kmb/balipost/balitv)