DENPASAR, BALIPOST.com – Perluasan Jalan Imam Bonjol dengan dengan menutup Sungai Teba dikhawatirkan merendam wilayah Imam Bonjol dan sekitarnya. Dampak ini tidak akan terlihat 1 atau 2 tahun namun setelah 8 tahun.

“Saya khawatir dengan study perluasan Jalan Imam Bonjol menggunakan box culvert dengan lebar Sungai Teba 6 meter itu. Karena akan bercampur dengan saluran irigasi, itu juga akan mampu merendam wilayah sekitar Imam Bonjol itu nantinya,” ungkap Prof. Ir. Putu Rumawan Salain, akademisi dan praktisi tata ruang, Jumat (2/2).

Dampak ini mungkin tidak terjadi pada 1-2 tahun setelah proyek selesai. Namun di atas 8 tahun ia yakin akan terjadi sesuatu. “Itu mungkin sudah tidak dilihat oleh pimpronya atau siapa karena waktunya masih panjang,” tandasnya.

Baca juga:  Terungkap, Identitas WNA yang Meninggal di Pinggir Jalan Imam Bonjol

Menurutnya, penutupan Sungai Teba bukan satu-satunya cara untuk mengurangi kepadatan di Imam Bonjol. masih ada cara lain. Salah satu cara yang diungkapnya dengan membuat sodetan jalan. Yaitu membuat jalan-jalan lain ke Soputan dan Mahendradata. Sehingga dengan begitu pengalihan lalu lintas itu tidak terbebani seluruhnya di Jalan Imam Bonjol.

“Misalnya belok kanan, baru ketempat lain. Tidak melalui Imam Bonjol di titik utara. Kalau tidak begitu, pelebaran jalan ini dengan menutup Sungai Teba, hanya memecah masalah di Jalan Imam Bonjol, tapi tidak memecah masalah di ujung dan di hilir. Sama seperti ular makan mangsa, di bagian perutnya besar tapi di ujung jalan pasti akan berebut untuk masuk,” bebernya.

Baca juga:  Ditemukan, Pedagang Jual MinyaKita di Atas HET

Di samping itu, Kota Denpasar yang merupakan kota berwawasan budaya tidak mencerminkan tagline tersebut. Apalagi saat ini Kota Denpasar sedang semangat menata sungai. “Kenapa tidak ditata saja sungainya seperti Tukad Badung? Jadikan dia water front, kan indah sekali Imam Bonjol dilihat dan tidak akan menjadikan banjir,” tandasnya.

Sementara dengan box culvert, menutup sungai, menyebabkan saluran irigasi tertutup lumpur ditambah dengan sampah. “Bayangkan lebar sungai yang 6 meter ini, lumpur akan mengendap. Tidak dalam setahun mungkin dalam 5 tahun dia akan tambah cetek atau pendek dan itu peluapan air yang akan terjadi,” bebernya.

Baca juga:  Mengenang Raja Denpasar IX, Dikenal Giat Lestarikan Budaya Puri

Menurutnya ide melebarkan jalan dengan box culvert bagus. Namun terlalu pragmatis, tidak untuk jangka panjang. “Kalau mau jangka panjang, mungkin lebih murah dengan membebaskan jalan ke arah Soputan, Mahendradata dibuatkan sodetan. Misalnya kalau datang dari utara, sampai di titik mana dia tidak boleh lolos ke Imam Bonjol, tapi dibelokkan ke Soputan lalu ke Mahendradata baru ke Kuta,” tandasnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *