TABANAN, BALIPOST.com – Awal 2018 ini, Tabanan banyak mengalami bencana. Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan, selama Januari 2018, kerugian akibat bencana alam sudah mencapai angka Rp 2,5 miliar lebih.
Angka kerugian tersebut didominasi dampak bencana alam tanah longsor. “Selama bulan Januari saja terjadi bencana di 45 titik, dan dari laporan dan surat masuk ke BPBD, kerugian sudah mencapai angka lebih dari Rp 2,5 miliar,” beber Kepala BPBD Tabanan I Gst Ngurah Sucita didampingi Kasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi bencana, Dewa Anta Kesuma, Jumat (2/2).
Dikatakannya, total kerugian akibat bencana alam tersebut belum termasuk kejadian bencana yang terjadi Rabu (31/1) seperti putusnya jembatan alternatif di wilayah kecamatan Baturiti. “Kalau untuk jembatan putus di Baturiti itu dinas PU punya wewenang, pasti akan dibantu, sementara yang lainnya masih proses,” terangnya.
Untuk bencana longsor di Januari 2018, lanjut Sucita, didominasi di kecamatan Pupuan dan Penebel. Seperti senderan Pura di Desa Belimbing, Pupuan, menutup saluran irigasi, bahkan terbesar longsor hingga menimpa sejumlah kandang babi dan ternak babi di Pupuan, serta bencana lainnya.
Terkait penanganan pasca bencana, Sucita mengatakan saat ini masih fokus pada 80 titik kerugian bencana yang ditimbulkan selama 2017. Akibat terbentur anggaran, bantuan penanganan pasca bencana sedikit tersendat. Bahkan dari 137 titik, hanya 80 titik yang akan segera mendapatkan bantuan. “Selebihnya dari fasilitas pemerintah, karena tingkat kerugian skala kecil, jadi kami fokus pada 80 titik ini dulu termasuk sebagian yang di bulan Januari 2018,” terangnya.
Untuk bantuan pasca bencana ini, setidaknya BPBD mendapatkan alokasi anggaran bantuan sosial tidak terencana sebesar Rp 1,9 miliar. (Puspawati/balipost)