Halaman sekolah SD 2 Panjer masih terendam, Rabu (24/1). (BP/ara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Denpasar sebagai kawasan yang berada di hilir, setiap tahun dihantui bencana banjir. Terutama pada saat musim hujan tiba. Seperti pada awal tahun ini, bencana banjir sempat melanda sejumlah titik di Denpasar.

Seperti yang terjadi pada Selasa (23/1). Sejumlah kawasan, seperti di Jalan Bumi Ayu, Sanur, Jalan Tukad Bilok, perumahan Bhuana Permai, Padangsambian, SMPN 6 Denpasar di Jalan Gurita, Jalan Atena, Padangsambian, SDN 1 Sanur, SDN 4 Sanur, SD 2 Panjer, serta SD 11 Padangsambian. Ironisnya, gedung dewan pun ikut teredam banjir. Akibat banjir tersebut, beberapa sekolah terpaksa meliburkan kegiatan belajar-mengajar siswanya.

Sementara itu, awal bulan ini juga terjadi banjir, meski tidak terlalu parah. Hanya, satu pura di Tonja, yakni Pura Beji terendam akibat aliran Sungai Ayung yang meluap.

Baca juga:  Bappeda Bali Terima Penghargaan “The Most Supporting Partner”

Kabid Sumberdaya Air DPUPR Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Puta Sanjaya dikonfirmasi, Jumat (2/2) mengatakan, langkah penggelontoran dan pembersihan drainase dari sumbatan sampah lebih diintensifkan untuk mengurangi genangan. Karena upaya ini mampu mengurangi genangan ketika hujan turun.

“Pada tahun 2010 di Kota Denpasar terdapat 32 titik banjir, dengan dilakukan upaya khusus penanganan banjir seperti pembangunan sodetan, dan penggelontoran drainase mampu mengurangi jumlah titik genangan menjadi 11 titik saat ini,” ujar Putra Sanjaya.

Lokasi genangan yang belum tertangani yakni berada di simpang Gatsu I, Jalan Kenyeri, kawasan Jalan Kerta Pura, Pemecutan Kelod, Jalan Gunung Salak utara perbatasan dengan kabupaten Badung, Kawasan Bumi Ayu,Sanur dan kawasan Perum Mekar Jaya, Pemogan.

Sementara untuk Kawasan Jalan Kerta Pura sistem drainasenya belum konek ke pembuangan akhir tukad Mati dan untuk kawasan Mekar Jaya yang merupakan kawasan cekungan sudah di buatkan DED namun dan belum mendapat dana. Sedangkan dikawasan Jalan Gatot Subroto I, pihaknya sudah merencanakan untuk pembuatan sodetan pada hulu.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Bali Masih Capai Puluhan

Dikatakannya, tingginya intensitas hujan yang terjadi di wilayah Bali belakangan ini, Denpasar yang letaknya di hilir sangat merasakan dampaknya. Kendati demikian Pemkot Denpasar selalu megupayakan penanganan, baik saat genangan maupun pasca genangan dengan maksimal.

Seperti penanganan penyedotan saluran air, hingga melibatkan tim kesehatan untuk memastikan kesehatan masyarakat. Menurut Putra Sanjaya, upaya pasukan biru PUPR juga sudah sangat optimal dalam mengatasi masalah genangan utamanya yang diakibatkan oleh sampah yang masih berada di sungai. “Atensi terhadap sumbatan sampah dibeberapa aliran sungai juga dilakukan, kerja sama tim sangat baik untuk mengatasi sampah di sungai maupun saluran drainase yang dapat menyebabkan genangan,” ungkapnya.

Baca juga:  DPO Pembunuhan Ditangkap di Pelabuhan Benoa

Sebelumnya, Wali kota Denpasar, I.B. Rai Dharmawijaya Mantra yang ditemui usai sidang paripurna di dewan, mengatakan masalah sampah menjadi penyebab genangan air. Genangan air diakibatkan sampah yang tersumbat diselokan. Selain itu juga, volume drainase di Kota Denpasar juga kecil. “Banyaknya pembangunan di Kota Denpasar yang juga berdampak pada penyerapan air ke tanah. Itu yang menyebabkan air ke jalan,” ujarnya.

Rai Mantra pun menyarankan agar setiap rumah tangga membuat biopori di rumahnya masing-masing. Sehingga air tidak ke jalan dan mengakibatkan genangan air. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *