hujan deras
Senderan rumah warga di Banjar Masean, Desa Batuagung yang nyaris longsor dan tanahnya amblas. (BP/olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Hujan deras yang mengguyur wilayah Jembrana belakangan ini mengakibatkan kerusakan infrastruktur di sejumlah lokasi. Seperti yang dialami di rumah Dewa Ketut Widarmada (43) warga Masean, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana bangunan rumah dan dapurnya nyaris roboh lantaran tanahnya retak dan amblas.

Selain di Masean, senderan di pinggir Sungai Pendem (aliran Bendung Pendem), tepatnya Perumahan Taman Pule, Kelurahan Pendem juga jebol belum lama ini. Sementara di Desa Warnasari, sebuah jembatan penghubung jalan putus. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun dikhawatirkan akan mengikis bangunan lainnya.

Di Masean, senderan setinggi 5 meter mengalami retak dan nyaris longsor. “Amblasnya sudah tanggal 1 lalu, terus terang saya dan suami khawatir. Kondisinya sudah retak dan nyaris amblas,” ujar Ni Wayan Yardani (40).

Baca juga:  Pasca Senderan Amblas Telan Korban, Pangempon Pura Gelar Pecaruan Balik Sumpah

Senderan penyangga rumah yang bersebelahan dengan rumah kakaknya, Dewa Putu Jember (63) itu dibangun sekitar tiga tahun lalu. Khawatir jebol, pemilik rumah bersama warga menggali tanah di pinggir senderan dan memotong pipa saluran air. Upaya itu dilakukan untuk antisipasi agar tidak semakin parah.

Yardani menuturkan pihaknya merasakan tanah bergerak berikut suara benturan pada Kamis (1/2) dinihari sekitar pukul 02.00 Wita. Sebelumnya memang hujan mengguyur seharian. Setelah dicek ternyata tanah amblas dan retak di pinggir rumahnya. Termasuk palinggih yang berada di dekat senderan ikut amblas tetapi masih berdiri.

Pagi harinya, terlihat garis retakan di halamannya memanjang sekitar 25 meter mengikuti alur senderan. Bahkan hingga ke bangunan dapur yang juga mepet dengan senderan. Karena lokasi rumah yang berada di ujung jalan dan perbatasan antara Masean dan Yeh Mekecir, Desa Dangintukadaya, kejadian itu baru disampaikan Sabtu (3/2) lalu. “Yang paling saya khawatirkan palinggih, sudah miring ke belakang karena tanah amblas,” tambahnya.

Baca juga:  Terdakwa Dugaan Korupsi LPD Sunantaya Ditangguhkan Penahanannya

Saat hujan, agar air tidak masuk ke lubang pondasi yang dilubangi, ditutupi atap dari seng. Selain di Masean, rusaknya senderan juga terjadi di Perumahan Taman Pule, Pendem. Senderan yang berada di pinggir sungai aliran itu ambrol sekitar lima meter. Senderan ambrol berikut bangunan pagar pembatas yang berada diatasnya. Sejumlah warga yang ditemui kemarin mengatakan senderan itu ambruk saat hujan deras pekan lalu. Tetapi lokasi yang jebol itu memang masih jauh dari rumah warga, terpisah jalan lebar satu meter.

Sementara itu, di banjar Warnasari Kaja, Desa Warnasari, Kecamatan Melaya sebuah jembatan ambrol. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun akses jalan menuju permukiman warga terisolasi.

Baca juga:  Naik dari Sehari Sebelumnya, Tambahan Warga di Bali Terpapar COVID-19 Masih 2 Digit

Kelian Dinas Warnasari Kaja, I Komang Sudiarta, membenarkan adanya jembatan yang putus itu. Warga sebenarnya sudah melakukan upaya antisipasi agar tidak roboh sejak diketahui pada Kamis lalu. Di sekitar jembatan dipasangi penyangga kayu secara swadaya. Namun, karena tekanan air tinggi, akhirnya jembatan dari plat tersebut roboh dan jalan putus. Pihak desa juga telah merencanakan untuk perbaikan menggunakan APBDes dan rencananya Senin (5/2) akan dilakukan. Tetapi, kemarin sudah roboh.

Perbekel Warnasari, I Ketut Widastra, membenarkan desa sudah menyiapkan anggaran guna memperbaiki jembatan. Menurutnya penting segera diperbaiki karena menyangkut akses jalan warga. (surya dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *