SEMARAPURA, BALIPOST.com – Wisatawan tewas tenggelam di Perairan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung telah beberapa kali terjadi. Yang terakhir wisatawan asing dari Srilanka. Kejadian serupa masih berpotensi terjadi lantaran lautnya memiliki arus cukup besar dan berpalung.
Mengantisipasi itu, pembentukan tim khusus penyelamat pantai pada masing-masing objek wisata sangat perlu dilakukan. Bahkan, ini sifatnya mendesak.
“Perairan Nusa Penida memang sangat rawan. Kalau tak ada langkah pencegahan dan kejadian serupa terulang lagi, dikhawatirkan berdampak negatif terhadap kepariwisataan,” ungkap anggota Komisi I DPRD Klungkung, I Made Jana, Minggu (4/2).
Langkah pemkab untuk membentuk tim itu diyakini cukup sulit lantaran terbentur anggaran. Oleh sebab itu, pengadaannya perlu dikomunikasikan dengan pengelola. “Di Nusa Penida ada memiliki skill yang bisa memberikan pelatihan untuk itu (penyelamatan-red). Ini bisa dilibatkan,” tegasnya.
Politisi Demokrat ini menyebutkan pembentukan tim harus menyasar seluruh pantai yang kunjungan wisatawannya banyak. “Jangan yang hanya ada akomodasinya. Tetapi melihat dari kunjungan. Seperti Pantai Atuh. Secara akomodasi memang tidak banyak. Tapi kunjungan ramai. Ini perlu juga diperhatikan,” tegasnya seraya menyatakan rambu bahaya juga perlu diperbanyak.
Disampaikan lebih lanjut, persoalan kepariwisataan ini segera dibahas bersama Dinas Pariwisata pada rapat kerja. “Rapat kerja ini sudah kami rencanakan sebelum adanya kasus ini (wisatawan meninggal-red). Ada beberapa hal yang kami bahas, termasuk berkaitan dengan pelayanan,” katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Klungkung, I Nengah Sukasta tak menampik wisata pantai di kepulauan The Blue Paradise Island itu belum seluruhnya dilengkapi tim penyelamat secara khusus. “Kami memang ada rencana untuk pengadaan balawista. Tapi kami lihat dulu, ini menggunakan warga disana atau bagaimana,” sebutnya.
Mantan Kepala Dinas Perhubungan Klungkung ini mengaku sudah sering memberikan imbauan kepada pengelola untuk bisa memperhatikan aspek keselamatan. Namun, tak jarang wisatawan yang membandel.
“Dari pemda belum bisa mengisi papan peringatan di semua objek maupun menempatkan staf atau penjaga khusus. Tetapi kami sudah mengimbau pengelola untuk ikut memantau. Dalam waktu dekat, ini disampaikan lagi,” pungkasnya.
Wisatawan tewas tenggelam terakhir terjadi, Jumat (2/2) di Pantai Crystal Bay, Desa Sakti. Korbannya Nisal Koushikaduwa (30) tewas. Saat itu ia melakukan snorkeling. (sosiawan/balipost)