bale dangin
Petugas BPBD Gianyar sedang mengevakuasi bale dangin yang ambruk diterjang angin linus. (BP/nik)

GIANYAR, BALIPOST.com – Warga dikejutkan dengan robohnya bale dangin di rumah I Made Dawe, di Banjar Sakih, Desa Guwang, Kecamatan Sukawati pada Minggu (4/2). Bencana ini terjadi lantaran curah hujan tingginya yang diikuti dengan angin linus. Untunngnya tidak ada kroban jiwa dari kejadian ini, hanya kerugian yang ditaksir mencapai Rp 50 Juta.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Gianyar, Anak Agung Oka Digjaya, mengatakan bencana alam masih terus terjadi di Kabupaten Gianyar. Khususnya pada Sabtu (3/2) hingga Minggu kemarin, bencana alam akibat cuaca ekstrem terjadi di beberapa titik di kawasan seni ini. “ Kejadian terparah, satu unit bale dangin kena angin linus. Juga ada atap warga kena pohon tumbang, “ ungkapnya.

Baca juga:  Tata Kawasan Suci Besakih, Pengerjaan Proyek Harus Berjalan Beriringan dengan Kegiatan Keagamaan

Oka digjaya menerangkan kejadian angin linus itu berlangsung Minggu pagi sekitar pukul 08.00 wita, di rumah I Made Dawei. Dijelaskan angin itu terlihat berputar di satu lokasi. “ Tetangganya tidak kena. Kebetulan menimpa bale dangin milik I Made Dawa,” ujar Agung Digjaya.

Akibat angina tersebut, bale dangin seluas 6×5 meter dengan atap ilalang itu ambruk. Untungnya saat kejadian rumah sedang sepi, karena pemiliknya sedang berjualan di pasar. “ Menerima laporan ini langsung mengerahkan petugas beserta armadanya, “ katanya.

Berdasarkan pendataan, pemilik bale diperkirakan mengalami kerugian mencapai Rp 50 juta. Petugas juga membantu membersihkan puing bale dangin. Pukul 09.19, puing material sudah dapat dibersihkan. “ Saya juga ikut mengecek lokasi. Saya sarankan kepada pemiliknya untuk mengajukan proposal bantuan ke pemerintah,” jelasnya.

Baca juga:  Relawan PMI Gencar Sosialisasikan Pencegahan COVID-19

Di bagian lain, bencana dengan curah hujan tinggi membuat tembok panyengker di pinggir Jalan Raya Siangan, di Banjar Budi Tirta, Desa Siangan Kecamatan Gianyar ambrol. Material longsor menutup saluran drainase dan sebagain akses jalan. Pemilik senderan mengalami kerugian Rp 50 juta.

Bencana tembok ambruk juga terjadi di rumah milik I Wayan Parsa di Jalan Suweta, Kelurahan Ubud pada Minggu (4/2). Tembok rumah itu menimpa areal bengkel di sebelahnya. Kerugian ditaksir hanya Rp 2 juta. Petugas turun mengevakuasi longsoran material.

Sementara itu di lokasi berbeda, terdapat dua bencana pohon tumbang. Pohon pertama, tumbang pada Sabtu (3/2) pukul 16.12 di Banjar Tameng, Desa Sukawati. Pohon jenis Amplas berdiameter 60 cm, dengan tinggi 12 meter tumbang menimpa tempat usaha kerajinan kayu milik I Wayan Sukadana (36). Laporan yang diterima menjelang petang, membuat petugas BPBD melakukan evakuasi pada Minggu pagi (4/2) pukul 06.00 wita. Tidak ada korban dalam kejadian itu, pemilik usaha hanya mengalami kerugian meterial sebesar Rp 10 juta.

Baca juga:  Saat Gempa, Bangunan Hotel Roa Roa Terangkat Kemudian Ambruk

Pohon tumbang lainnya terjadi di areal setra Pura Dalem Desa Tulikup Kecamatan Gianyar. Sebuah palinggih penyimpangan tertimpa pohon Ketapang pada Sabtu (3/2) pukul 08.00 wita. Petugas juga telah memotong-motong kayu itu menjadi bagian kecil. Sebagai pangempon atau pengusung pura, warga mengalami kerugian Rp 10 juta. (manik astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *