Ilustrasi. (BP/dok)

BANYUWANGI, BALIPOST.com – Satu pendaki Gunung Raung, Banyuwangi, Jatim ditemukan tewas, Minggu (4/2). Sebelum ditemukan, korban dinyatakan hilang sejak Jumat (2/2). Tim SAR gabungan menemukan korban tergeletak di jalur menuju puncak, tepatnya di kawasan tusuk gigi, beberapa ratus meter dari puncak tertinggi Raung.

Pendaki naas itu, Zaki Putra Andika (23) asal Desa Sedayu Lawas, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, Jatim. Diduga, nyawa pemuda ini tak terselamatkan akibat cuaca buruk. Perbekalan menipis. “Korban ditemukan tim SAR gabungan, pukul 13.00 WIB. Tim masih melakukan evakuasi dan dibawa ke pos bawah,” kata Kabid Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Eka Muharam.

Baca juga:  Diharapkan Pertengahan Juli, Tambahan Kasus COVID-19 Alami Penurunan

Pejabat ini menjelaskan, korban awalnya mendaki bersama dua temannya melalui jalur Dusun Wonorejo, Desa Kalibaru kulon, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi. Masing-masing, Mohammad Salahudin Qoyyim (22), asal Desa Mojorojo, Magelang, Jateng dan Bayu Alfarizi asal Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Ketiganya mulai mendaki sejak Rabu (31/1).

Namun, ketika tiba di pos puncak bendera, akibat cuaca buruk, Mohammad Bayu Alfarizi memilih membatalkan pendakian. Dia turun bersama pendaki lain. Sedangkan, Zaki Putra Andika dan Mohammad Salahudin Qoyyim, tetap melanjutkan pendakian.

Baca juga:  Kakak Sopir Travel Histeris Lihat Jasad Adiknya

Keduanya sempat hilang kontak. Lalu, dilaporkan tersesat, Kamis (1/2) sore. Kejadian ini membuat tim SAR gabungan melakukan pencarian. Hasilnya, Jumat dini hari, Mohammad Salahudin Qoyyim ditemukan kedinginan di salah satu jalur menuju puncak. Pemuda ini hanya sendirian. Lalu, dievakuasi ke bawah. Sedangkan, Zaki Putra Andika dinyatakan hilang.

Tim SAR kembali melanjutkan pencarian setelah mengevakuasi Mohammad Salahudin Qoyyim. “Jadi, korban pertama kita temukan selamat. Lalu, kita cari korban kedua. Ternyata kita temukan sudah meninggal. Kemungkinan memang tersesat dan kehabisan perbekalan,” kata Eka Muharam.

Baca juga:  Keseleo dan Hipotermia, Seorang Pendaki Gunung Agung Dievakuasi

Menurutnya, jalur yang digunakan sejatinya lintasan umum ke puncak. Namun, karena minimnya perbekalan dan cuaca buruk, korban diyakini tersesat.

Ditambahkan, tim SAR akan membawa jazad korban ke pos pendakian di Desa Kalibaru kulon, Kecamatan Kalibaru. Setelah itu, akan menunggu pihak keluarga. “Kalau cuaca baik, tak sampai 10 jam, evakuasi bisa sampai di bawah. Tapi, jika cuaca buruk, bisa molor,” pungkasnya. (Budi Wiriyanto/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *