Ogoh-ogoh pada perayaan Nyepi. (BP/dok)

BANGLI, BALIPOST.com – Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bangli menghimbau kepada seluruh sekaa supaya membuat ogoh-ogoh memakai bahan alami tanpa menggunakan styrofoam. Selain itu, sekaa juga diminta supaya tetap membuat ogoh-ogoh bertemakan bhutakala dan tidak membuat ogoh-ogoh bernuasa politik saat perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1940.

Himbauan itu disampaikan untuk mengantisifasi terjadinya gesekan antar sekaa mengingat dalam waktu dekat akan ada hajatan politik pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur. Ketua PHDI Bangli I Nyoman Sukra mengungkapkan, setiap tahunnya menjelang Nyepi pihaknya terus menghimbau kepada semua sekaa-sekaa supaya tidak menggunakan bahan styrofoam untuk membuat ogoh-ogoh sebagai bentuk kreativitas seni dalam kegiatan keagamaan. Dirinya meminta suapaya sekaa selalu menggunakan bahan ogoh-ogoh dari alam yang ramah lingkungan.

Baca juga:  NextDev Kembali Digelar, Pelaku "Startup" Digital di Denpasar Diajak Partisipasi

Penggunaan styrofoam akan sangat berbahaya terhadap lingkungan sekitar. Di samping itu, kalau memakai bahan alami harganya jauh lebih murah, ketimbang menggunakan bahan styrofoam jauh lebih mahal. “Kita himbau pembuatan ogoh-ogoh benar-benar memakai bahan yang ramah lingkungan dan hindari pemakaian styrofoam. Karena styrofoam ini sama seperti plastik tidak mampu dihancurkan oleh tanah. Kita juga ingatkan tidak memanfaatkan hari raya untuk menggalang dana untuk pembuatan ogoh-ogoh apalagi sampai maksa-maksa jangan sampai terjadi seperti itu. Lakukan pembuatan ogoh-ogoh sesuai dengan kondisi sekaa,” katanya.

Baca juga:  Sebelum Diarak, Ogoh-ogoh agar Disemprot Disinfektan

Kata Sukra, pihaknya juga mengingatkan kepada semua sekaa supaya tetap membuat ogoh-ogoh dengan simbol bhutakala. Jangan sampai membuat ogoh-ogoh bernuansa politik.

Pasalnya, tahun ini akan dilaksankan hajatan politik pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur. Terlebih juga memakai atribut sponsor dari salah satu pasangan calon (paslon) yang dapat memicu terjadinya gesekan antar sekaa. “Kita tidak ingin kegiatan keagamaan dipakai untuk dukung-mendukung paslon,” pinta Sukra.

Baca juga:  Di Denpasar, Paruman Sepakati Ngarak Ogoh-ogoh Dibatasi Maksimal Lingkungan Desa Adat

Lebih lanjut dikatakannya, pihaknya juga meminta kepada warga supaya tidak minum-minuman keras saat pengarahan ogoh-ogoh nanti. Diharapkan pelaksanaan Nyepi tahun ini berjalan lancar. “Kesemarakan keagamaan sangat menunjang rasa persaudaraan sebagai umat hindu semakin meningkat bukan sebaiknya. Kita harus bangga memiliki hari raya untuk menunjukkan rasa kesatuan antar krama,” tutup Sukra. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *