SEMARAPURA, BALIPOST.com – Kepulauan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Sejalan dengan itu, pertumbuhan akomodasi semakin pesat. Bahkan, tak menutup kemungkinan akan menyerobot lahan pertanian produktif yang kini potensinya masih cukup besar.
Kalangan legislatif meminta Pemkab tak mengabaikan sektor pertanian. Menurut Anggota Komisi II DPRD Klungkung, Anak Agung Gde Bagus, potensi pertanian pada kepulauan yang banyak memiliki pantai eksotik itu berupa padi gogo dan umbi-umbian.
“Sektor pertanian ini harus terintegrasi dengan pariwisata. Ini sangat penting untuk jangka panjang. Petani bisa menjadi penyedia kebutuhan konsumsi,” tegasnya dalam rapat kerja Komisi II DPRD Klungkung bersama Dinas Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, Senin (5/2).
Pemkab perlu membuatkan regulasi. “Ini harus didukung aturan. Terutama soal pemanfaatannya. Jangan berfikir tok pada pembangunan hotel,” imbuhnya.
Pemberdayaan sektor pertanian di Nusa Penida juga disuarakan anggota komisi II, I Gde Artison Andarawata. Menurutnya, pertanian rumput laut sempat menjadi primadona Nusa Penida. Hal itu juga perlu digeliatkan, sehingga mampu menjadi penopang perekonomian masyarakat.
Selain pertanian, potensi peternakan juga masih cukup besar. Politisi PDI-ini berpendapat, tak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, tetapi juga bibit yang bisa dijual ke daerah lain. “Peternak di Karangasem sudah banyak yang menjual sapi karena erupsi Gunung Agung. Ini menjadi peluang untuk peternakan sapi di sana (Nusa Penida-red),” ungkapnya.
Kepala Dinas Pertanian Klungkung, Ida Bagus Gde Juanida mengatakan, sejumlah masukan yang diberikan legeslatif segera ditindaklanjuti. Terkait pengembangan sektor peternakan, khususnya sapi, pihaknya telah menggenjot pengadaan bibit melalui kawin suntik.
Sedangkan untuk pertanian rumput laut, ada indikasi penurunan produksi. Hanya untuk penyebab belum bisa dipastikan. Untuk mengetahui, tahun ini akan dibuatkan demplot di wilayah Lembongan, Suana dan Sampalan, kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Klungkung, I Wayan Durma. (sosiawan/balipost)