SINGARAJA, BALIPOST.com – Setelah terganggu akibat banjir bandang, aktivitas belajar mengajar SDN 1 Baktiseraga, Kecamatan Buleleng mulai Senin (5/2) kembali dilakukan. Ruang kelas yang sebelumnya dipenuhi lumpur, bongkahan beton, dan potongan kayu seluruhnya telah dibersihkan.
Namun, meski ruang kelas kembali berfungsi, siswa kekurangan buku dan bahan ajar karena sarana prasarana (sarpras) di sekolah ini rusak akibat terrendam banjir Jumat (26/1). Kepala SDN 1 Baktiseraga, Putu Ada mengatakan, saat banjir terjadi buku dan bahan ajar untuk siswanya terendam hingga beberapa diantaranya hanyut.
Dari pendataan yang dilakukan sekitar 75 persen buku bahan ajar di perpustakaan rusak karena terendam banjir. Kerusakan buku tersebut tergolong parah hingga dipastikan tidak dapat dipergunakan kembali.
Sementara, sekitar 25 persen buku masih bisa dipakai tapi harus dijemur dulu karena basah terendam. “Untunggnya buku pelajaran yang dibawa siswa pulang masih aman, tapi bahan ajar mulai alat peraga, dan sebagian besar koleksi buku di perpustakaan sekolah rusak, dan tidak bisa digunakan kembali,” katanya.
Tidak hanya bahan ajar, Putu Ada menyebut data administrasi siswa mulai dari daftar hadir, nilai siswa, komputer dan laptop rusak berat akibat terendam air. Atas kondisi ini, administrasi sekolah pun belum pulih seutuhnya.
Apalagi, untuk adminsitrasi yang sifatnya tersambung lewat jaringan internet, hingga sekarang belum berjalan karena perangkat komputer dan jaringan internet di sekolah itu belum berfungsi normal. “Administrasi sekolah kami belum berjalan karena dukungan perangkat komputer yang tersambung dengan internet belum bisa kami perbaiki, jadi sekarang masih bekerja dengan manual dulu,” jelasnya.
Di tempat terpisah Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Sekdisdikpora) Buleleng Made Ngadeg mengatakan, saat ini Disdikpora masih mendata kerusakan buku dan bahan ajar di SDN 1 Baktiseraga. Ini untuk memastikan buku yang tidak bisa digunakan kembali dan buku yang masih bisa digunakan kembali. Untuk aset yang tidak dapat digunakan kembali akan dilakukan pemusnahan dan selanjutnya akan diprogramkan untuk penggantian dengan buku yang baru. (Mudiarta/balipost)