DENPASAR, BALIPOST.com – Hingga kini, masih terdapat dualisme Pengkot Taekwondo Indonesia (TI) di Kota Denpasar, yakni di bawah kepemimpinan AA Suryawan dan dr. Laksmi Duarsa. Padahal, KONI Kota Denpasar mengharapkan kedua kubu Pengkot TI duduk satu meja untuk berembuk, dan bersatu guna menyatukan persepsi.
Itu dilontarklan Ketua Umum KONI Kota Denpasar IB Toni Astawa, di GOR Lia Bhuana, Selasa (6/2), menanggapi berlarutnya dualisme TI di bawah naungan KONI Kota Denpasar. ‘’Kami sudah berkali-kali mengagendakan pertemuan, tetapi senantiasa gagal,’’ tegasnya.
IB Toni Astawa prihatin terhadap kondisi ini, sebab kasihan atletnya yang jadi korban. Apalagi, seluruh Pengkot cabor menggelar Piala Wali Kota, dan mendapat kucuran dana. ‘’Kemungkinan cabor balap motor tak bisa menggelar Piala Wali Kota, karena tak ada sirkuit dan biayanya besar, sebagai gantinya kami bantu atletnya mengikuti kejuaraan,’’ tuturnya.
Sementara Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra, menyebutkan, Piala Wali Kota ini merupakan bagi atlet yang sudah jadi, dan tinggal mematangkan.
Dikemukakan, Pengkot seluruh cabor tetap getol melakukan pembinaan dan regenerasi atlet, secara berjenjang dan berkelanjutan. ‘’Ibaratnya siswa sekolah SMA, harus tamat dulu SD dan SMP,’’ kata Rai Mantra.
Di sisi lain, Ketua Panpel Piala Wali Kota X/2018 Made Raka menjelaskan, Piala Wali Kota mempertandingkan 34 cabor, dengan melibatkan atlet, pelatih, wasit juri dan ofisial mencapai 4.500 orang. ‘’Kami gulirkan Piala Wali Kota ini, mulai 1 Februari sampai dengan 15 Maret nanti,’’ ujar Raka. (daniel/balipost)