DENPASAR, BALIPOST.com – Penggunaan air permukaan sebagai bahan baku PDAM rentan mengalami gangguan. Selain akibat debit yang fluktuatif, bencana alam juga memberikan kontribusi yang signifikan dalam kelancaran pelayanan PDAM kepada pelanggan.
Bencana banjir yang terjadi Rabu (31/1) malam, hingga kini masih berdampak. Karena air sungai Ayung yang menjadi sumber PDAM IPA Blusung masih keruh.
Sedikitnya 15 persen pelanggan PDAM Denpasar yang ada di kawasan Denpasar Barat (Denbar) belum sepenuhnya bisa menerima aliran air bersih PDAM. Direktur Teknik PDAM Denpasar Putu Yasa didampingi Humasnya Gusti Anom Saputra, Selasa (6/2) mengatakan, peristiwa yang terjadi minggu lalu masih menyisakan persoalan pada aliran air di sungai Ayung.
Sebab, sisa-sisa pasir dan ranting pohon yang ada di aliran sungai Ayung masih cukup banyak. Bahkan, akibat adanya penggelontoran pasir di intake milik PDAM Badung yang berada di hulu intake PDAM Denpasar, aliran air pun terhenti. “Karena saluran airnya masih menjadi satu dengan Badung, jadi ketika ada pembersihan kita ikut terdampak. Dalam sehari bisa 3 sampai 4 kali terjadi penutupan saluran. Ini kendala yang masih terjadi,” kata Putu Yasa.
Bukan hanya itu kendala yang dihadapi. Sumber air dari Tukad Penet juga mengalami kendala. Karena bendung karet yang ada di sungai itu juga robek, sehingga juga menganggu pasokan bahan baku ke PDAM Denpasar. “Ini juga berdampak pada pelanggan yang ada di Denpasar Barat,” tambah Anom Saputra.
Namun, sumber-sumber lain masih tetap beroperasi seperti biasa. Karena itu, pelanggan di kawasan lainnya, seperti Denpasar Timur dan Selatan masih tetap bisa mendapatkan aliran air bersih PDAM.
Untuk menanggulangi keperluan warga yang tidak mendapatkan air, PDAM juga sudah menyiapkan beberapa unit mobil tangki untuk mensuplai bila ada permintaan air. Seperti yang telah dilakukan beberapa hari lalu, PDAM sudah menyalurkan bantuan air dengan menggunakan mobil tangki.
Sebelumnya, PDAM sempat tidak produksi pada Kamis (1/2), pada IPA Blusung dan IPA Waribang, Kesiman. Saat itu terjadi banjir bandang yang bercampur lumpur, pasir dan batang maupun ranting pohon itu, menjadikan saluran intake Instalasi Pengolahan Air (IPA) Blusung dan Waribang mengalami kekeruhan tinggi.
Tingkat kekeruhan air sungai Ayung mencapai 5.000 Nephelometric Turbidity Unit (NTU) dan mengandung banyak partikel bahan yang tersuspensi, sehingga memberikan warna yang berlumpur dan kotor dan sangat susah diolah.
Meski mengalami gangguan, serangkaian peringatan HUT Kota Denpasar, PDAM juga memberikan potongan harga untuk sambungan rumah tangga baru sebesar 50 persen dari biaya standar. Ini juga berlaku untuk penyambungan kembali untuk yang belum melunasi utang rekening pembayarannya. (Asmara Putera/balipost)