SINGARAJA, BALIPOST.com – Tingginya curah hujan akhir-akhir ini menimbulkan tanah longsor di kawasan Waduk Titab-Ularan. Konstruksi tanggul penahan tanah di hilir waduk tiba-tiba longsor pada Selasa (6/2) sekitar pukul 14.45 Wita.

Dari informasi yang dihimpun, daerah genangan waduk sudah menampung air sungai dengan volume tinggi. Situasi ini dikhawatirkan menyebabkan banjir bandang ke daerah hilir.

Sebelum kejadian curah hujan cukup tinggi melanda beberapa desa di kawasan Waduk Titab-Ularan. Akibatnya air di daerah genangan waduk terus bertambah. Di tengah situasi itu, dinding tanggul di sisi barat, tepatnya pada bagian bawah tiba-tiba ambruk. Runtuhnya, material konstruksi senderan beton di waduk tersebut memicu kepanikan warga yang tinggal di sekitar waduk.

Baca juga:  Intensitas Hujan Tinggi, Ini Wilayah Potensi Bencana di Klungkung

Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Bandungan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida  Ir. Putu Sudana ketika dihubungi membenarkan kejadian tersebut. Sudana mengatakan, longsornya dinding tanggul penahan itu merupakan konstruksi di hilir dan di luar dari bangunan inti.

Selain itu, longsornya tanggul tersebut tidak berpotensi menyebabkan genangan air di waduk meluap dan menimbulkan banjir bandang ke daerah hilir. Dugaan sementara, tanggul tersebut tidak kuat menyangga. Selain itu, dugaan sementara saluran drainase di bawah tanggul kurang bagus, sehingga memicu konstruksi dinding itu ambruk. “Itu bangunan di hilir dan di luar areal inti waduk Tibtab-Ularan. Secara pasti peyebabnya kami belum bisa pastikan karena masih dalam proses penyelidikan,” katanya.

Baca juga:  Terkendala Alat Berat, BPBD Karangasem Kewalahan Tangani Bencana

Sudana mengatakan akibat curah hujan tinggi, genangan air di waduk terus bertambah. Dia mencontohkan, dalam hitungan jam saat hujan aliran air Sungai Saba naik hingga empat meter. Selain itu, dari pencatatan teknis, air sungai yang masuk ke areal genangan mencapai 50 kubik per detik. Sementara, dari pengamatan buangan air mencapai enam kubik per detik.

Sementara itu, Perbekel Desa Ularan, Kecamatan Seririt, Gusti Nyoman Suryawan mengatakan, warga di sekitar waduk masih tenang dan tidak ada kepanikan seperti yang beredar di medsos. Dia pun membantah kalau sempat terjadi suara ledakan saat kejadian.

Baca juga:  Masa Pandemi, Efektivitas Hasil Perkuliahan Daring Belum Terukur

Sebaliknya, warga ramai ke lokasi untuk menyaksikan peristiwa tersebut. “Benar ada longor dan jauh dari waduk, warga tetap tenang dan tidak ada ledakan. Justru warga ramai nonton kejadian itu,” katanya. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *