JAKARTA, BALIPOST.com – Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melaporkan pengacara Setya Novanto, Firman Wijaya, ke Bareskrim Mabes Polri, pada Selasa (6/2). SBY tiba di Bareskrim Polri didampingi Ani Yudhoyono beserta tim kuasa hukumnya.
Laporan diajukan SBY atas dugaan pencemaran nama baik setelah dirinya dituduh terlibat dalam pengambilan kebijakan proyek pengadaan KTP elektronik (e-KTP) saat dirinya menjabat sebagai Presiden RI. Untuk itu, SBY berharap dukungan dari Presiden Joko Widodo, dan jajarannya terkait untuk turut menegakkan keadilan dan membereskan kasus dugaan fitnah kasus e-KTP yang ditimpakan kepada dirinya. “Saya masih percaya pada Kabareskrim, Kapolri, dan Presiden Jokowi. Mudah-mudahan akan menindaklanjuti apa yang saya adukan nanti,” ucap SBY saat memberikan keterangan pers di kantor DPP Demokrat, Wisma Proklamasi Nomor 41, Jakarta Pusat.
Saat menjadi saksi atas terdakwa Setya Novanto, mantan Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Mirwan Amir mengaku pernah menyarankan kepada SBY yang saat itu masih menjabat sebagai Presiden RI agar tidak melanjutkan proyek pengadaan e-KTP karena diketahui bermasalah. Namun, menurut Mirwan sarannya tidak digubris SBY karena tetap melanjutkan proyek tersebut dengan alasan proyek tersebut sudah berjalan dan akan digunakan untuk kepentingan pilkada dan pemilu. “Seolah menurut mereka saya terlibat dalam proyek pengadaan e-KTP itu,” sesal SBY.
Atas tuduhan itu, SBY melaporkan kuasa hukum terdakwa kasus korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk eletronik (e-KTP) Setya Novanto, Firman Wijaya. Laporan ditujukan kepada Firman Wijaya karena kuasa hukum Setya Novanto itu dinilai berupaya menggiring opini untuk menyudutkan dirinya dengan menghadirkan Mirwan Amir sebagai saksi di persidangan.
SBY meyakini tuduhan keterlibatan proyek e-KTP yang dialamatkan kepadanya bertujuan untuk merusak citra dirinya dan Partai Demokrat. Ia pun menyebut perlawanannya melawan fitnah dari pihak-pihak yang berusaha merusak namanya sebagai jihad. “This is my war. Biarkan saya menempuh jalan saya sendiri. Saya minta doa dari para kader Demokrat untuk jihad saya,” tegas SBY. (Hardianto/balipost)