SINGARAJA, BALIPOST.com – Bencana banjir bandang dan tanah longsor di Buleleng menyebabkan kerugian yang cukup banyak di sektor infrakstruktur. Pemkab yang telah mendata kerugian mencatat terdapat kerugian sebesar Rp 5,8 miliar.
Rinciaannya Rp 4,5 miliar untuk sektor infrastruktur irigasi. Selain itu, kerusakan jalan sebesar Rp 1 miliar, dan Sarana Prasana Air Minum (SPAM) mencapai Rp 300 juta.
Menurut Kepala Dinas PUPR Ketut Suparta Wijaya, Selasa (6/2), kerusakan sarana irigasi itu kebanyakan rusak berat karena banjir bandang. Konstruksi irigasi ini mulai ada yang tergerus hingga memutus aliran air irigasi. Selain itu, tingkat kerusakannya sedang di mana struktur-nya hanya tertimbun tanah longsor, sehinga aliran air menjadi tersendat.
Sementara itu, infrastruktur jalan yang rusak dikarenakan kondisi tanah labil akibat hujan deras. Gerusan ini memutus lapisan aspal hingga badan jalan menjadi sempit.
Kerusakan ini, seperti yang terjadi di jalan Desa Gesing menuju kawasan Danau Tamblingan, Desa Munduk, Kecamatan Banjar. Selain itu, jalan dari Desa Asah Gobleg ke Desa Cempaga kerusakannya juga sama. Di kawasan ini juga ada jembatan yang rudak berat hingga menganggu akses lalu lintas.
Sedangkan, untuk kerusakan SPAM kebanyakan pipa air minum itu terputus karena diterjang banjir bandang. Pipa ini pun berada di pinggir Daerah Aliran Sungai (DAS) hingga di bibir jembatan. “Kami sudah mendata dan sebagian besar kerugian kita ada pada infrastruktur irigasi dan bendung. Jalan juga banyak rusak dan kerugiannya lumayan, termasuk SPAM nilai kerugiannya juga tinggi,” katanya.
Menurut Suparta Wijaya sejauh ini PUPR sudah melakukan pengkajian dan melakukan penggeseran pemanfaatan anggaran. Hasil sementara, perbaikan dengan menggeser alokasi anggaran yang ada mempertimbangkan tingkat kerusakan dan dampak yang ditimbulkan terhadap kerusakan itu sendiri.
Dia mencontohkan, perbaikan dengan skala prioritas ini dilakukan pada jalan Gesing menuju Danau Tamblingan. Diperkirakan perbaikan jalan ini dengan struktur konstruksi batu pasangan dan penguatan dengan beton bertulang memerlukan anggaran sebesar Rp 174 juta.
Jalan Asah Gobleg ke Desa Cempaga juga diprioritaskan untuk diperbaiki dengan anggaran mencapai Rp 400 juta. “Solusinya kita harus melakukan pergeseran anggaran dan ini sudah kami lakukan, hasil sementara kita sasar yang kerusakan parah,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)