DENPASAR, BALIPOST.com – Penataan bantaran sungai yang dilakukan Pemkot Denpasar mendapat respons positif dari jajaran dewan. Bahkan, setelah melihat dampak yang ditimbulkan dari penataan bantaran sungai tersebut, para wakil rakyat meminta pemerintah kembali melakukan penataan di tempat lain.

Salah satu dampak yang dirasakan, yakni berkurangnya masyarakat yang membuang sampah ke sungai. Hal ini ditegaskan sejumlah anggota DPRD Denpasar, di antaranya A.A.Ngurah Gede Widiada, Umar Dani, H. Moh. Nuh  di kantornya, Rabu (7/2). Para wakil rakyat ini menilai penataan yang dilakukan Pemkot Denpasar melalui instansi terkait telah memberikan dampak yang positif terhadap kebersihan aliran daerah sungai (DAS). “Kita sekarang bisa melihat sejumlah tempat yang sudah ditata, seperti aliran Tukad Badung di taman pancing, Pemogan, kondisi yang sebelumnya terkesan kumuh, kini sudah nyaman, bersih dan menarik sebagai tempat rekreasi,” ujar Widiada.

Baca juga:  Hasil Kajian BEM Unud, Pengerukan di Dawan Tak Diikuti Penataan

M.Nuh dan Umar Dani menambahkan, penataan seperti itu harus berlanjut di tempat lain. Karena masih banyak bantaran sungai yang perlu mendapat penataan untuk mewujudkan kota yang bersih. Paling tidak, dengan penataan ini, masyarakat sekitarnya tidak lagi menggunakan sungai sebagai tempat membuang sampah,” katanya.

Terkait dengan usulan ini,  Kepala Bidang Tata Kelola Air Dinas PUPR Denpasar I Gusti Ngurah Putra Sanjaya,ST, mengungkapkan penataan bantaran sungai masih akan berlanjut pada tahun ini. Seperti yang akan dilakukan pada bantaran Tukad Badung. “Proyek penataan di Tukad Badung akan kami lanjutkan dari Pasar Badung ke jembatan Jalan Hasanudin,” katanya.

Baca juga:  Tak Lolos di Sekolah Negeri, Lulusan SD Ber-KK Denpasar Diberi Subsidi Masuk Swasta

Penataan tersebut sudah disiapkan anggaran sebanyak Rp 3,1 miliar. Melalui penataan ini, pihaknya berharap bisa mengubah perilaku masyarakat agar tidak lagi membuang sampah ke sungai.

Tujuan lainnya, yakni dengan tertatanya bantaran sungai, masyarakat bisa memanfaatkan untuk kegiatan yang positif. Misalnya saja, melakukan rekreasi di pinggir sungai, serta kegiatan interaksi lainnya, seperi mancing, jogging, serta tempat berselfie ria yang kini menjadi trend di kalangan anak muda. “Syukur bisa menjadi icon baru bagi generasi muda untuk bisa kumpul-kumpul di bantaran sungai bersama teman-temannya,” ujar Ngurah Putra.

Baca juga:  Pembangunan Balai Budaya Lumintang, Ornamen Bali Diminta Tak Sekedar Tempel

Pada 2016 lalu bantaran sungai yang telah ditata, meliputi Tukad Loloan, Tukad Tagtag, serta Tukad Badung (di bawah Jembatan Jalan Gajah Mada bagian utara). Sedangkan penataan lainnya juga dilakukan oleh Dinas Tata Ruang dan Perumahan (kini Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman). Bantaran yang ditata oleh DTRP, yakni bantaran Tukad Bindu. Sementara untuk bantaran Tukad Punggawa ditata oleh Desa Sidakarya. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *