GIANYAR, BALIPOST.com – Kerajinan kayu patung jerapah sempat jaya di tahun 2000 an. Namun kini mulai surut dan akhirnya sepi peminat. Perajin patung jerapah pun akhirnya banting stir membuat kerajinan mozaik dan kerajinan kreasi kayu jati.
Ni Kadek Wati (35) perajin asal banjar gentong, kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar mengaku sudah kerap kali merasakan pasang surut permintaan barang kerajinan. Namun ia tidak patah semangat dan tetap menekuni usahanya dengan melihat celah barang kerajinan apa yang sedang digemari oleh para wisatawan baik mancanegara maupun domestik.
“Jadi harus benar benar bisa melihat situasi, apa sekiranya yang lagi ngetrend, itu kita ikuti. Seperti mozaik dan kerajinan kreasi kayu jati semacam talenan sekarang lagi banyak peminatnya,” ucapnya.
Ibu dua orang anak ini, menambahkan di era kejayaan patung kepala jerapah, permintaan perhari bisa mencapai 200-300 buah baik itu dikirim ke pelanggan maupun perusahaan besar yang datang langsung. Sayangnya kondisi itu tidak bertahan lama hingga akhirnya di atas tahun 2010, permintaan akan kerajinan patung kayu ini mulai menurun. meski diakuinya sejauh ini terkadang masih ada pemesanan permintaan langsung dari wisatawan, dengan jumlah sedikit.
“Masih ada permintaan, tapi tidak seberapa, paling cuma 10 buah, dan satu patung dipasarkan Rp 60 ribu,” ucapnya.
Tidak hanya penjual kerajinan, sepinya peminat akan kerajinan kayu patung kepala jerapah ini juga membuat para suplayer kayu mentahan beralih fungsi jadi tukang bangunan. “Sekarang hanya jual kerajinan mozaik saja. Tapi kalau pas musim hujan susah nempel, karena pakai cat kaca,” ucapnya.
Untuk kerajinan mozaik ini, diakuinya banyak pesanan dari luar negeri, seperti Australia, Tiongkok, dan Jepang. (wira sanjiwani/balipost)