MANGUPURA, BALIPOST.com – Dengan diturunkannya status Gunung Agung dari level IV (Awas) ke level III (Siaga), pihak Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) berharap, wisatawan ke Bali akan meningkat tajam. Bahkan semua pelaku pariwisata di Bali juga diharapkan untuk bersatu.
Setelah jumlah wisatawan naik, haruslah mulai berbicara tentang kualitas dan harga. Bali diharapkan bisa dijadikan destinasi yang berkualitas dunia. Hal itu ditegaskan Ketua Umum DPP ASITA, Asnawi Bahar saat ditemui disela perayaan HUT ke 47 Asita, Sabtu (10/2) di Bukit Pandawa Golf, Kutuh, Kuta Selatan.
Dikatakan Asnawi, Asita akan menata kembali tata niaga bisnis terutama pasar Cina. Tujuannya agar Bali yang menjadi kebanggaan, tidak dijual murah. Selain itu Asita Bali harus berperan, jangan hanya menjadi penonton. “Kualitas paket-paketnya agar ditingkatkan. Bali jangan dijual murah. Barang bagus tidak boleh dijual murah,” tegasnya.
Pihaknya akan mendorong pemerintah daerah dan pusat untuk bisa menertibkan biro perjalanan yang tak berizin. Bahkan, diakuinya banyak biro perjalanan dari luar negeri yang masuk tidak berizin dan tidak bermitra dengan Asita sebagai asosiasi lokal. “Inilah yang dijadikan poin utama untuk diatensi. Inilah yang harus ditertibkan agar kualitas pariwisata dapat ditingkatkan,” ucapnya.
Asita terus berupaya untuk meningkatka kualitas produk Bali. Kuantitas dikejar, kualitas juga harus ditingkatkan. Harapannya agar spending money wisatawan lebih besar. “Saya berharap agar para pelaku tak menekan hotel. Kami ingin wisatawan datang dengan spending money yang besar. Tetapi kalau diberi harga murah, jaringan merek yang punya, jadi ini yang harus dibenahi,” pungkasnya.
Untuk Pengembangan patiwisata kedepan, lanjut Asnawi, akan dilakukan penetrasi untuk pasar-pasar baru. Selama ini pariwisata Indonesia sudah didukung oleh Australia, Asean, dan Cina. Untuk kedepan, akan dikembangkan pasar-pasar baru seperti timur tengah dan India yang belakangan ini cukup tajam kunjungan ke Bali. Maka penetrasi pasar yang akan dilakukan adalah mencoba mengembangkan ke pasar potensial itu.
Untuk mendukung upaya tersebut, kata Asnawi, pihaknya mendorong pemerintah dan air lines untuk melakukan terbang langsung dari kota-kota besar di India khususnya, dan ke daerah lainya. Selain itu, juga akan dilakukan untuk pasar Timur Tengah. “Selain India, ternyata kunjungan wisatawan Timur Tengah juga sudah naik cukup tajam,” pungkasnya.
Sementara, perayaan Hut ke-47 Asita yang dilakukan di Bali, memang dalam rangka mempercepat recovery Bali. Dengan penurunan status Gunung Agung, wisatawan yang datang ke Bali per hari nya mencapai 14.000. Artinya, ini sudah mendekati angka 100 persen, karena biasanya kedatangan wisatawan mencapai 15.000 perhari.
Saat ini sudah mulai banyak ekstra flight dan charter flight yang berdatangan. Kondisi ini diharapkan bisa mendorong agar targer kunjungan 17 juta secara nasional dan 7 juta untuk Bali bisa di capai. “Saya berharap Bali bisa mencapai 10 juta. Namun harapannya agar wisatawan itu tak hanya terfokus di Badung. Selain itu jumlah wisatawan yang banyak ini bisa dilayani dengan baik,” harapnya.(yudi kurnaedi/balipost)