Sejumlah pengungsi yang masih tetap bertahan di pokso pengungsian Kubu, Bangli. (BP/nan)

BANGLI, BALIPOST.com – Meski Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan status Gunung Agung dari lewal IV Awas ke level III (Siaga) dan seluruh pengungsi telah diperbolehkan pulang, namun masih ada warga yang belum pulang. Diantaranya, warga Karangasem yang mengungsi di posko TK/SD International, di Kelurahan Kubu, Bangli belum ada yang pulang. Mereka masih tetap bertahan di lokasi pengungsian, Senin (12/2).

Kepala Pelaksana BPBD Bangli I Wayan Karmawan di temui di posko pengungsian, Senin (12/2) mengatakan, untuk saat ini jumlah pengungsi yang masih menempati posko Kubu sebanyak 225 dari 69 Kepala Keluarga (KK). Sementara untuk di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kayuambua, Susut sudah kosong karena semua pengungsi sudah pulang.

Baca juga:  Obyek Wisata Tukad Unda Kini Mampu Tarik 200 Pengunjung Setiap Hari

Dikatakan Karmawan, saat ini pihaknya masih melakukan pendataan terhadap pengungsi yang masih menempati posko pengungsian. Kata dia, pihaknya ingin mengatahui seacara pasti apakah ada warga yang pulang atau belum pasca turunnya status Gunung Agung atau tidak. Karena siapa tau ada pengungsi yang pulang tapi tidak melapor dengan petugas posko.

“Untuk sekarang ini, belum ada pengungsi pulang. Tapi ada laporan dari koordinator pegungsi ada warga yang rencananya akan pulang pada Jumat mendatang. Kita belum tahu kenapa mereka memilih pulang hari Jumat. Mungkin hari itu hari yang baik untuk pulang atau bagaimana kita juga kurang tahu. Jika mamang mereka ingin pulang kita persilakan. Kalaupun diam di pengungsin tetap akan kita fasilitasi. Yang penting mereka pulang dengan rasa aman dan nyaman ketika sampai dirumahnya, ” kata Karmawan.

Baca juga:  Tengok Pengungsi, Khofifah Beri Nama Bayi Perempuan Iriana

Sementara itu, pengungsi asal Banjar Pura, Desa Sebudi, Selat, Ni Kadek Sariani mengungkapkan, kalau dirinya kemungkinan akan pulang besok (Selasa red) atau Rabu. Mengingat, sekarang ini anaknya masih harus mengurus nilai-nilai ulangan selama belajar di sekolah disini untuk diserahkan di sekolah asal di Selat termasuk berpamitan dengan para guru dan teman-teman di sekolah.

“Kalau pulang banyak yang harus disiapkan. Saya harap kalau pulang petugas posko bisa membantu mengangkut barang-barang yang saya bawa. Kalau tidak difasilitasi mobil, kemungkinan saya akan menyewa mobil untuk mengngkut semua barang-barng untuk dibawa pulang,” terangnya. (eka prananda/balipost)

Baca juga:  Kehidupan di Pengungsian Tianyar Tengah, Hindari Jenuh Diajak "Magibung"
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *