SINGARAJA, BALIPOST.com – Erupsi Gunung Agung sejak September 2017, menganggu perkembangan industri pariwisata di Bali termasuk Buleleng. Kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata sempat turun drastis hingga mengancam terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK). Dengan penurunan status Gunung Agung dari level IV (Awas) menjadi level III (Siaga), pelaku pariwisata berharap situasi ini dapat memulihkan perkembangan industri pariwisata.
Menurut Ketua Persatuan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Buleleng Dewa Ketut Suardipa turunnya status Gunung Agung kesempatan baik untuk menata bisnis pariwisata setelah cukup lama terdampak akibat erupsi. Upaya mendongkrak pariwisata, pemerintah daerah diminta meningkatkan promosi kepariwisataan di daerah.
Upaya ini bisa dilakukan lewat gelaran even di daerah, baik sifatnya nasional hingga internasional. “Sekarang low season, sehingga sejalan dengan keputusan pemerintah menurunkan status Gunung Agung itu, maka ini kesempatan baik untuk menata kembali kepariwisataan dan bisa ditawarkan pada high season,” katanya.
Suardipa mengharapkan kegiatan berskala nasional tidak saja terpusat di kota-kota besar di Indonesia, tetapi dialihkan ke daerah. “Bersyukur sekali status Gunung Agung sudah turun dan sekarang saatnya menata kembali dan meningkatkan promosi pariwisata kita, sehingga masuk high season mendatang laju bisnis kepariwisataan yang sempat melemah itu bisa kembali normal,” jelasnya.
Suardipa menambahkan, sejak erupsi Gunung Agung, kunjungan wisatawan menurun drastis. Bahkan, ada hotel yang tingkat huniannya sampai nol persen. Lesunya bisnis pariwisata akibat bencana alam, namun situasi ini belum sampai menimbulkan PHK dengan besar – besaran. (Mudiarta/balipost)