Warga melintas di saluran irigasi Subak Pau yang jebol. (BP/sos)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Kualitas saluran irigasi Subak Pau, Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan kembali dikeluhkan petani. Pasalnya, pascaselesai terbangun Desember 2017, kerusakan sudah banyak ditemui.

Bahkan, yang terakhir jebol dua titik dengan panjang masing-masing sekitar lima meter. Tak hanya itu, senderan di lokasi lain, sepanjang belasan meter juga terancam mengalami hal serupa.

Berdasarkan keterangan petani, senderan itu jebol sekitar sepekan lalu. Kondisi tersebut kerap dipertanyakan. Bahkan, muncul penilaian pembangunannya asal-asalan. Itu terlihat dari material yang dipergunakan tak sesuai dengan pada umumnya. Sangat mudah mengelupas, layaknya bercampur tanah.

Baca juga:  Debit Air Baku Turun Drastis, Sawah di Lima Kecamatan Rawan Kekeringan

Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Kawasan Permukiman Klungkung, I Made Jati Laksana saat dikonfirmasi mengatakan sudah melakukan pemantauan ke lokasi. Ia mengutarakan hal itu disebabkan karena adanya terjangan air pada senderan yang berasal dari saluran cacing. “Ini yang memicu. Air masuk ke celah senderan, dan menyebabkan jebol,” sebutnya.

Perbaikannnya sudah dikoordinasikan dengan pelaksana, mengingat masih masa pemeliharaan. Itu sudah disanggupi. Sementara itu, disinggung kualitas proyek, ditegaskan sudah sesuai ketentuan.

Baca juga:  Temuan BPK di Dinkes dan RSUD Buleleng Tak Ada Unsur Pidana

Demikian pula pengawasan saat pengerjaan sudah berjalan secara rutin. “Kami selalu pantau pengerjaannya. Tetapi tidak bisa seharian penuh. Ini lebih banyak dari konsultan pengawas,” sebut pejabat asal Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung ini.

Pelaksana proyek, Komang Suardana mengaku belum sempat meninjau senderan tersebut. Namun demikian, dinyatakan masih tahap pemeliharaan hingga Juni mendatang. “Kalau rusak, saya siap memperbaiki. Karena masih masa pemeliharaan,” ungkapnya.

Baca juga:  Puluhan Tahun Kesulitan Air, Dua Subak Mengadu ke DPRD Badung

Ia pun membantah jika pembangunannya asal-asalan. Seluruhnya sudah sesuai bestek. Disinggung terkait kontruksi batunya yang tidak merata, dinyatakan kemungkinan itu terlepas dari pengawasan. “Pengawasan sudah, tetapi tidak terus bisa setiap hari,” pungkasnya. (Sosiawan/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *