Buah cabai
Cabai milik petani rusak diserang penyakit antrax. (BP/dok)

BANGLI, BALIPOST.com – Curah hujan tinggi yang melanda wilayah Bangli belakangan ini membuat petani cabai mengeluh. Pasalnya, tanaman cabai yang mereka tanam diserang penyakit antrak yang mengakibatkan buah cabai menjadi membusuk dan rontok.

Seperti yang diungkapkan salah seorang petani cabai asal Banjar Kuum, Desa Sukawa, Kintamani I Wayan Armada, Rabu (14/2), mengatakan hujan yang terus mengguyur desanya belakangan ini membuat tanaman cabai miliknya diserang menyakit antrak. Kata Armada, penyakit ini mengakibatkan buah cabai menjadi busuk dan rontok.

Baca juga:  Warga Binaan di Rutan Bangli Kedapatan Simpan Sabu

“Saya menanam cabai seluas 40 are. Cabai yang saya tanam sebanyak 12.000 pohon. Akibat penyakit antrak ini, membuat hasil panen cabai menjadi menurun. Karena buah yang sudah layak panen menjadi membusuk sehingga tidak bisa dipanen,” ungkapnya.

Atas serangan penyakit ini, Kata Armada membuat ongkos perawatan menjadi lebih tinggi. Pasalnya, untuk mengantisifasi lebih banyak lagi cabai yang rontok, dirinya terpaksa setiap hari melakukan penyemprotan. Penyemprotan itu dilakukan untuk menghindari buah cabai lebih banyak yang membusuk. “Kalau misalkan hujan malam hari, paginya saya langsung melakukan penyemprotan. Kalau tidak disemprot, maka buah bisa membusuk,” tegasnya.

Baca juga:  Gerak Jalan 45 Kilometer di Buleleng, Empat Tim Gagal Capai Finish

Dikatakan Armada, cabai baru bisa panen kisaran 4-5 bulan. Dengan jumlah pohon yang ditanam kalau dalam kondisi normal tidak diserang antrak, sekali panen dirinya bisa mengahalkan tonan cabai yang sudah siap dijual. Namun dengan kondisi sekarang ini, dipastikan hasil panen mengalami menurunan. “Kalau sekarang palingan bisa mendapatkan hasil panen ratusan kg,” paparnya semabri menyatakan harga cabai perkilonya kisaran 20-30 ribu. (eka prananda/balipost)

Baca juga:  Cegah Spekulan Sembako Jelang Lebaran
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *