BANGLI, BALIPOST.com – Kegembiraan para petani labu yang menyambut harga buah labu merangkak naik, tiba-tiba berubah lantaran buah labu mereka yang masih muda maupun sudah siap panen diserang lalat emas yang mengakibatkan buah menjadi busuk.
Seorang petani labu siam di Desa Pinggan Kintamani, Made Wirya (46) mengakui, kalau harga labu siam sekarang ini mulai membaik. Sebelumnya, harga labu siam sempat anjlok, yakni Rp 5 sampai 10 ribu perkarung yang beriisi 200 biji. Saat ini harga labu mencapai Rp 60.000 per karung dengan isi 200 biji labu. Naiknya harga labu dipicu sedikitnya buah labu yang dihasilkan petani.
“Hasil panen dibeli para pengepul untuk dikirim ke Pasar di seluruh Bali bahkan keluar Bali. Labu siam di Desa Pinggan, Kintamani sebagian besar dikirim ke Denpasar, bahkan sampai keluar Bali yakni daerah Jawa,” ungkapnya.
Hanya saja, ditengah membaiknya harga labu siam, kata Wirya justeru labunya banyak diserang lalat emas yang mengakibatkan buah labu yang masih muda maupun yang sudah layak panen menjadi busuk. Kondisi itu, membuat hasi penen menjadi menurun. Terlebih lagi ongkos petik labu lumayan mahal yakni Rp 70-80 ribu per hari. “Harga petik memang mahal meski begitu, dengan harga jual saat ini yakni Rp. 60.000 /karung saya sudah bisa mendapat sedikit keuntungan,” katanya sambil memegang labunya.
Sementara itu Perbekel Desa Pinggan I Ketut Janji mengatakan, saat ini jumlah petani labu siam di wilayah Pinggan mencapai ratusan petani. Karena dari jumlah penduduk 630 Kepala Keluarga (KK) sekitar 90 persen penghasilannya dari pertanian labu siam. Dan selebihnya mengembangkan palawija, tanaman hortikulturan dan jeruk. “Ada juga warga yang menajdi buruh petik labu. Karena ongkos yang di dapatkan lumayan besar yakni kisaran 70-80 ribu per hari,” terang Janji. (eka prananda/balipost)