DENPASAR, BALIPOST.com – Harga properti residensial di pasar sekunder sepanjang tahun 2017 naik stabil. Sementara harga rumah di pasar properti primer turun tipis.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bali Causa Iman Karana membeberkan, peningkatan harga terjadi pada pasar properti residensial sekunder. Peningkatan ini meneruskan tren peningkatan rata-rata sebesar 0,66 persen (qtq). Rumah tipe menengah triwulan IV 2017 naik sebesar 0,62 persen. Sedangkan rumah tipe besar naik 0,71 persen.
Selain itu, pertumbuhan harga tanah menengah pada triwulan IV 2017 naik menjadi 1,73 persen (qtq). Lebih tinggi dari triwulan III 2017 sebesar 0,91 persen (qtq). Sedangkan harga tanah tipe besar pada triwulan IV 2017 naik 2,04 persen (qtq). Lebih tinggi dari triwulan III 2017 naik 0,90 persen.
Berdasarkan pengalaman, peningkatan dikarekan membaiknya beberapa indikator perekonomian Bali meskipun laju pertumbuhan ekonomi dikhawatirkan akan tertahan diakibatkan erupsi Gunung Agung. Namun pergerakan pasar sekunder relatif tidak terlalu terpengaruh.
Kebalikan dari pasar properti residensial sekunder, harga properti residensial primer justru turun. Jika dibandingkan dengan harga pada triwulan III 2017, terdapat penurunan harga properti residensial di pasar primer Provinsi Bali untuk ketiga tipe yaitu kecil, menengah dan besar. Tipe properti kecil turun -0,42 persen (qtq), tipe menengah turun -0,27 persen (qtq), dan tipe besar turun -0,15 persen (qtq).
Dengan kondisi itu, harga properti residensial di pasar properti primer pada triwulan I 2018 diperkirakan akan rebound. Hal itu terkonfirmasi dari hasil survei yang mencatat pertumbuhan perkiraan harga properti residensial sebesar 1,4 persen (qtq).
Penyaluran kredit perbankan untuk kepemilikan rumah (Kredit Pemilikan Rumah), apartemen dan ruko/rukan pada triwulan IV 2017 naik sebesar Rp 244 miliar. Kenaikan itu dari Rp 9.358 miliar pada triwulan III 2017 menjadi Rp 9.602 miliar pada triwulan IV 2017. Sehingga terjadi pertumbuhan kredit kepemilikan rumah sebesar 4,86 persen (qtq).
Dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016, terjadi penurunan penyaluran kredit sebesar Rp 1.328 miliar atau 12,16 persen yoy. Penurunan terbesar terjadi pada penyaluran KPR rumah tipe kecil -73,09 persen dan apartemen tipe menengah -3,28 persen. (Citta Maya/balipost)