BANGLI, BALIPOST.com – Kembali meluapnya air Danau Batur sejak beberapa waktu lalu tidak hanya membuat puluhan rumah warga di Desa Terunyan terendam, namun juga mengakibatkan hektaran lahan pertanian milik warga di Desa Kedisan dan Desa Bauhan, Kintamani ikut terendam air. Atas kondisi itu, membuat patani tidak bisa melakukan cocok tanam memakai lahan tersebut.
Seperti yang diungkapkan petani asal Desa Buahan, Kintamani, Made Permana, Minggu (18/2) mengatakan, air naik seperti ini bukan merupakan yang pertama kalainya terjadi. Kata dia, hampir setiap tahunnya ketika memasuki musim penghunjan air danau kembali meluap. “Air naik sejak awal Januari. Ketinggian air tidak setinggi tahun lalu. Kalau sebelumnya airnya lebih tinggi dari sekarang,” ungkapnya.
Naiknya air danau ini, Kata Permana membuat lahan pertanian milik warga yang lokasinya berdekatan dengan danau menjadi teredam. Atas, kondisi itu membuat petani tidak bisa melakukan cocok tanam menggunakan lahan tersebut, mengingat sudah terendam air. Jika lahan tidak terendam, warga biasanya memanfaatkan lahan untuk menamam tanaman hortikultura seperti bawang merah, kol, tomat dan cabai.
“Kalau yang terendam jelas tidak bisa diakai petani untuk bercocok tanam. Kalau lahan yang tidak kena baru bisa ditanamani. Warga yang ingin menanam bawang dan kol mereka memakai lahan lain yang lokasinya lebih diatas yang tidak terendam air. Kalau dihitung semua lahan yang terendam dari selatan sampai di barat cukup luas bisa mencapai hektaran,”katanya.
Dikatakan Permana, berdasarkan pengalaan-pengalaman sebelumnya, air kembali surut membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan. Dan untuk sekarang ini, dirinya belum bisa memastikan sampai kapan air akan kembali surut dan bisa digunakan warga untuk bercocock tanam lagi. “Kalau sebelumnya sekitar 6 bulan air tidak surut-surut. Biasanya sasih kapat air baru surut. Tapi saya harap supaya air bisa lebeh cepat surut dari sebelumnya,” harap Permana. (eka prananda/balipost)