Pedagang
Sejumlah stan pedagang durian di bawah tenda dalam festival Durian Jembrana yang berakhir Minggu kemarin. Para pedagang mempertanyakan kelanjutan nasib mereka setelah festival selesai. (BP/olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Para pedagang durian yang ditampung dalam Festival Durian Jembrana di areal parkir Peken Ijogading mempertanyakan nasib mereka setelah festival selesai, Minggu (18/2).

Pelaksanaan Festival Durian digelar sejak Rabu (14/2). Para pedagang musiman yang sebelumnya berjualan di trotoar pinggir jalan Denpasar-Gilimanuk ini berharap agar mereka bisa berjualan.

Seperti yang disampaikan salah satu pedagang durian, Ketut Suci (55) asal Banjar Palungan Batu, Desa Batuagung. Mereka mempertanyakan lokasi setelah mereka ditampung usai even Festival Durian ini. Suci yang setiap tahun berdagang, secara musiman ini biasanya paling lama hanya berjualan cuma tiga bulan saja. Selama masih ada persedian durian dari petani. Suci sebelumnya memang berjualan durian diatas trotoar di sekitar Lapangan Umum Negara dan sempat ditertibkan Sat Pol PP Kabupaten Jembrana. Oleh pemerintah, para pedagang musiman ini lantas diarahkan berjualan di lokasi Festival Duren tersebut.

Baca juga:  Wajib PCR, Cara Pusat Melindungi Bali

Suci memaparkan saat berjualan di Festival dibandingkan dengan dipinggir jalan, pendapatannya jauh menurun hingga ratusan ribu. Bila berjualan di pinggir jalan omsetnya Rp 1,3 juta per hari, setelah ditampung di Peken Ijogading turun menjadi Rp 1 juta. Segmen pembeli juga berbeda. Bila sebelumnya para pengguna jalan jalan Denpasar-Gilimanuk (antar daerah), saat ini sebagian besar dari lokalan Jembrana saja. Selain itu, di Peken Ijogading ini, ia juga harus bersaing dengan pedagang durian lainnya. Baik dari sisi kualitas buah, cara menarik pembeli dan harga.

Baca juga:  Permudah Proses Pembangunan, Presiden Instruksikan IKN Masuk PSN

Sementara itu, pedagang lainnya, Salahidin (50) asal Lingkungan Terusan, Kelurahan Lelateng mengaku pendapatannya masih stagnan saat berjualan di ruko dipinggir Jalan Gatot Subroto dengan saat ini di Peken Ijogading. Namun, bila diperbohkan, selama berjualan ini ia berharap tetap berada di areal Peken Ijogading. Selain lebih efektif, juga adanya dorongan dan promosi dari pemerintah daerah.

Ia mengaku menerima omset jualan Rp 1,2 juta per hari. Dan memang harus bersaing dengan banyak pedagang lainnya.
Terkait hal tersebut, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Jembrana, I Wayan Sujana Minggu (18/2) mengatakan para pedagang buah ini tetap akan difasilitasi agar tidak berjualan dipinggir jalan seperti sebelumnya.

Baca juga:  Ini Alasan Tiga Pasar Tradisonal Dibuka Untuk Pedagang Lokal

Dengan dipusatkannya penjualan durian di areal Peken Ijogading ini menurutnya juga merangsang menjadi pusat penjualan buah. Namun memang mereka menghadapi tantangan untuk bersaing dengan pedagang lainnya. Baik dari sisi kualitas buah dan harga.
Dinas menurutnya akan mencarikan solusi terbaik agar mereka tidak kembali ke pinggir jalan. Areal yang digunakan saat ini memang untuk parkir. Sehingga diharapkan mereka bisa berjualan selamanya. (surya dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *