SINGARAJA, BALIPOST.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengucurkan dana sebesar Rp 15 miliar untuk rehabilitasi bencana banjir bandang di Desa Musi, Penyabangan, dan Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak pada 2016. Kucuran dana pusat itu, dalam waktu dekat ini akan dimanfaatkan untuk menuntaskan rehabilitasi kerusakan sarana infrastruktur di tiga desa terdampak.
Banjir bandang ini melanda tiga desa di Buleleng barat menjelang tutup tahun 2016 silam. Banjir dari sungai di perbukitan merusak rumah penduduk, infrastruktur jalan, jembatan, memutus pipa air bersih, dan menghayutkan ternak peliharaan warga.
Tidak hanya itu, banjir yang menghayutkan batu dan kayu gelondongan meluluhlantakan areal Pura Blatung di Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak. Satu-satunya pelinggih yang masih berdiri kokoh di pura ini adalah Patung Ganesha.
Kerusakan rumah penduduk, infrastruktur jalan, air minum, dan jembatan, perbaikannya ditangani langsung oleh Pemkab Buleleng. Penanganan pascabencana itu belum tuntas seratus persen. Sambil berjalan, pemkab lewat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng mengusulkan proposal ke BNPB.
Dari usulan proposal itu, BPBD mengusulkan total bantuan ke pemerintah pusat mencapai Rp 45 miliar. Setelah berproses hingga dua tahun, usulan itu baru disetujui sebesar Rp 15 miliar.
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Made Subur, Minggu (18/2), membenarkan kalau usulan dana rehabilitasi pascabencana di Gerokgak telah disetujui. Subur mengatakan, kendati dana yang didapat tidak seratus persen dengan nilai usulan, namun dana tersebut sangat membantu untuk penuntasan penanganan rehabilitasi pascabencana di daerahnya.
Ia menjelaskan saat ini, BPBD sudah mengajukan dokumen lelang program penanganan rehabilitasi pascabencana ke Bagian Layanan Pengadaan (BLP) Barang dan Jasa Pemkab Buleleng. Beberapa paket pekerjaan perbaikan itu seperti rekonstruksi jalan desa, jembatan, dan daerah aliran sungai (DAS). “Hibah yang kita diterima sebesar Rp 15 miliar. Sesungguhnya kita usulkan Rp 45 miliar, dan walau tidak seratus persen disetujui, kami lakukan penanganan berdasarkan pertimbangan skala prioritas. Paket pekerjaanya pun sudah diaujukan dan menunggu lelang dan kalau tidak ada halangan sampai Juli 2018 kita targetkan pekerjaan sudah kelar,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)