pedagang
Pedagang di pasar seni Sukawati. (BP/dok)

GIANYAR, BALIPOST.com – Pasar Seni Sukawati merupakan ikon Kabupaten Gianyar yang sudah terkenal di berbagai belahan dunia. Wisatawan pun mengunjungi pasar ini setiap harinya untuk memburu barang kerajinan.

Ironsinya, kondisi bangunan pasar yang menampung ratusan pedagang ini justru memperihatinkan. Revitalisasi terhadap pasar yang berlokasi di Jalan Raya Sukawati ini pun menjadi target kedua pasangan calon (paslon) bila terpilih sebagai Bupati Gianyar periode 2018-2023.

Calon Bupati Gianyar, Tjokorda Raka Kerthyasa mengatakan perbaikan terhadap Pasar Seni Sukawati sudah menjadi program yang ia siapkan bila terpilih. Bahkan, penataan pasar ini menjadi skala prioritas tokoh Puri Ubud itu. “Ini salah satu agenda kita, karena penataan untuk ini (Pasar Seni Sukawati, red) sangat penting, dan ini menjadi tanggung jawab besar pemerintah,” ucapnya Minggu (18/2).

Menurut pria yang akrab disapa Cok Ibah ini, penataan penting karena secara historis sudah menjadi tempat untuk menampung hasil karya seniman di Kabupaten Gianyar. “Ini tempat masyarakat kita, yang kita ajak melaksanakan adat, agama, dan budaya di Bali. Secara produksi juga menyalurkan karya pematung, pemahat, tukang ukir hingga pelukis,” kata tokoh Puri Ubud yang maju didampingi Pande Istri Maharani Primadewi dalam Pilkada Gianyar ini.

Baca juga:  KPU Gianyar Pastikan Pilkada Tak Diikuti Paslon Perseorangan

Cok Ibah mengatakan selain sebagai ikon Bali, khususnya Gianyar, Pasar Seni Sukawati juga telah membuka lapangan kerja untuk ratusan warga lokal. Pasar ini dipandang sudah memberi peran besar menyalurkan tenaga kerja. “Selain untuk inovasi seni, juga menciptakan lapangan kerja, sehingga membantu pemerintah mengurangi pengangguran dan juga kan ada pajak masuk ke pemerintah, jadi sumber seperti ini harus diperhatikan betul,” kata calon bupati dari Koalisi Gianyar Bangkit (KGB) ini.

Disinggung terkait peningkatan daya saing Pasar Seni Sukawati, Cok Ibah mengatakan pemerintah harus mulai membatasi pemberian izin. Menurut mantan anggota DPRD Bali ini, pemerintah tidak bisa hanya terpaku memenuhi target PAD tanpa memperhatikan kesejahteraan masyarakat lokal. “Kalau hanya dikaitkan pada finansial, untuk PAD yang dalam konteks ini dijadikan target prioritas, maka semua bisa mubazir,” ucapnya.

Pihaknya pun sudah menyiapkan rencana, dengan format terstruktur dalam penataan izin akomodasi hotel hingga izin toko modern selama lima tahun pemerintahan. “Bukan kita tidak suka, tetapi ini masalah bagaimana kita memanajemen, sehingga warga kita mempunyai lapangan dan ruangan mencari kerja,” tandasnya.

Baca juga:  Dari Pelestarian Sapi Putih di Taro Terancam hingga PPKM Sudah 3 Jilid, Zona Merah Masih Mendominasi Bali

Sementara bagi calon Bupati Gianyar, I Made Mahayastra, beratnya persaingan Pasar Seni Sukawati untuk tetap eksis sudah ia pahami sejak menjabat dua priode Ketua DPRD Gianyar dan lima tahun sebagai Wakil Bupati Gianyar. “Mereka (pedagang di Pasar Seni, red) mengalami persaingan yang berat melawan pasar oleh-oleh, yang menawarkan standar modern seperti ruangan nyaman, ber AC, harganya jelas dan pelayanan ramah bisa berbahasa Inggris,” katanya.

Khawatir dengan Pasar Seni Sukawati tidak bisa eksis lagi, pihaknya pun merancang perbaikan terhadap pasar yang menampung ratusan pedagang itu. Melalui perjuangan keras bersama Bupati Gianyar A.A. Gde Agung Bharata, pemerintah pusat disebutnya bersedia menggelontorkan anggaran sebesar Rp 60 miliar pada 2016 lalu. “Sayangnya pada tahun itu, Dipa-nya lambat turun, yakni setelah Juni, sehingga saat kita lelangkan tidak ada rekanan yang mau mengambil, akhirnya dana itu ditarik kembali oleh pusat,” ungkapnya.

Pihaknya pun tidak menyerah. Pada 2017 kembali diajukan permohonan namun tidak terealisasi. Tahun ini, dana pusat tersebut dimohonkan lagi dengan ditambah dana pendamping sebesar Rp 15 miliar dari APBD 2018. “Sekarang karena masa jabatan kami sudah habis, saya harap PJ Bupati bisa mengawal sehingga revitalisasi ini dilaksanakan di 2018. Kalau ini sudah bisa dikerjakan, kita yakin pasar seni akan bisa bersaing dengan pasar oleh-oleh,” terangnya.

Baca juga:  DPS Pemilu 2019 di Buleleng Berkurang Sebanyak 1.535 Pemilih

Selama menjabat sebagai wakil Bupati Gianyar, pria dengan sapaan akrab Agus Mahayastra ini sudah melakukan pembangunan sejumlah pasar di Gianyar. Termasuk menjelang akhir masa jabatannya, politisi asal Payangan ini sudah mengarahkan APBD induk 2018 ke pembangunan enam unit pasar di wilayah Gianyar.

Adapun pasar tradisional yang tahun ini dibangun meliputi Pasar Batubulan Kangin dengan anggran Rp 3 miliar, Pasar Desa Keramas dengan anggaran Rp 4,6 miliar, Pasar Silakarang Rp 5,2 miliar, Pasar di Desa Lebih dengan anggaran Rp 4 miliar, dan Pasar Ponggang di Desa Puhu dengan anggaran Rp 1,5 miliar. “Ini untuk 2018 sudah sah tinggal menunggu pengerjaan,” ungkapnya. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *